Setiap orang hampir pasti memiliki tahi lalat di tubuhnya, baik sejak lahir maupun muncul seiring pertambahan usia. Tahi lalat sendiri merupakan bintik kecil berpigmen yang terbentuk akibat penumpukan melanosit atau sel penghasil warna kulit. Menariknya, tidak semua tahi lalat memiliki bentuk dan karakteristik yang sama. Ada yang datar, menonjol, berwarna cokelat muda hingga kehitaman, bahkan sebagian bisa muncul dalam jumlah yang banyak. Memahami jenis-jenis tahi lalat penting bukan hanya untuk mengenali keunikan kulit, tetapi juga untuk mewaspadai perubahan yang berpotensi mengarah pada masalah kesehatan tertentu.
Menurut situs Jakarta Aesthetic Clinic dan sejumlah sumber lainnya, tahi lalat bisa dibedakan menjadi beberapa jenis. Pertama, ada tahi lalat bawaan lahir atau nevus congenital, yang sudah ada sejak bayi dilahirkan. Tahi lalat reguler adalah jenis yang paling umum dan biasanya tidak berbahaya. Biasanya simetris, berukuran kecil, dan berwarna cokelat atau hitam. Jenis ketiga adalah tahi lalat displastik (Nevi displastik), yang cenderung berukuran lebih besar, tidak beraturan, dan bervariasi warnanya. Tahi lalat intradermal nevus adalah jenis yang terlihat menonjol karena terbentuk di lapisan dalam kulit. Terakhir, tahi lalat atipikal (Atypical mole) sering dikaitkan dengan melanoma. Bentuknya tidak simetris dan tampak berbeda dari tahi lalat pada umumnya.
Menjaga kesehatan kulit dan memantau setiap perubahan pada tahi lalat sangat penting untuk mencegah masalah serius. Jika ada perubahan pada ukuran, bentuk, atau warna tahi lalat, segera periksakan ke dokter kulit. Dengan memahami jenis-jenis tahi lalat dan memberikan perhatian yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan kulit dan mencegah risiko kesehatan yang lebih serius di kemudian hari.