Pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina mengalami keterlambatan dari target yang ditentukan, yang berujung pada banyak jemaah haji yang terdampar di Muzdalifah karena kelangkaan transportasi. Kementerian Agama (Kemenag) melaporkan bahwa proses evakuasi jemaah dari Muzdalifah baru selesai pada pukul 09.40 Waktu Arab Saudi (WAS), mengalami keterlambatan 40 menit dari target awalnya pada pukul 09.00 WAS. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menjelaskan bahwa masalah utamanya adalah ketidakmampuan jadwal bus yang menyebabkan antrian panjang dan kekhawatiran jemaah karena keterlambatan perputaran bus dari Mina ke Muzdalifah. Situasi ini kemudian membuat sebagian jemaah memilih untuk berjalan kaki menuju Mina, menciptakan arus pergerakan spontan tanpa kendali.
Penyebab lain dari masalah ini adalah masifnya jumlah jemaah yang berjalan kaki, terutama pada Jumat pagi, ketika jemaah khawatir tidak akan terjemput dari Muzdalifah. Respons dari PPIH Arab Saudi melibatkan koordinasi darurat dengan Kemenhaj Saudi untuk mempercepat pengiriman bus ke Muzdalifah dan meminta bantuan logistik serta proteksi jemaah kepada mitra Saudi. Upaya ini berhasil mengurangi dampak negatif, dan seluruh jemaah berhasil dievakuasi dari Muzdalifah pada pukul 09.40 WAS.
Hilman menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Saudi atas responsifitas mereka dalam mengatasi situasi tersebut. Sebagai penanggung jawab Petugas Penyelenggara Ibadah Haji, Hilman juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh jemaah selama proses evakuasi tersebut. Di masa mendatang, koordinasi dan pengendalian yang lebih baik diharapkan dapat meminimalisir kemungkinan terulangnya masalah serupa. Demikian upaya yang dilakukan dalam menangani kesulitan yang terjadi selama proses pemberangkatan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina.