Jelang Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada September 2025, muncul figur eksternal sebagai calon ketua umum partai. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy atau Rommy. Namun, cara Rommy mendapat kritik dari Wasekjen DPP PPP, Rapih Herdiansyah, yang menyindirnya melakukan manuver politik pribadi dan menjual partai.
Sementara itu, Sekretaris DPC PPP Tangerang, Ahyani, menyatakan bahwa PPP sedang mencari figur calon ketua umum yang diharapkan dapat mengembalikan partai tersebut ke parlemen. Ahyani menegaskan bahwa berbagai masukan terkait tokoh calon ketua umum harus dihargai tanpa menyalahkan ataupun menuding obral partai. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Ketua Majelis Pertimbangan bukanlah obral atau jual partai, melainkan upaya untuk memperbaiki keadaan PPP setelah hasil Pemilu 2024.
Ahyani juga menanggapi sindiran Rapih Herdiansyah terhadap Rommy dengan menjelaskan bahwa Rommy memiliki pengalaman di partai, termasuk pernah menjabat sebagai ketua umum, sekretaris jenderal, dan anggota DPR RI selama dua periode. Menurut Ahyani, perubahan dalam manajemen kepemimpinan perlu dilakukan untuk membangkitkan kembali PPP.
Ia juga menyoroti pernyataan Rapih sebagai Pengurus DPP yang hanya sekaligus menjadi caleg dengan jumlah suara yang minim. Ahyani menegaskan pentingnya hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan terhadap senior partai yang memiliki pengalaman politik lebih tinggi. Dengan demikian, perubahan dan perbaikan dalam PPP dianggap sebagai langkah yang realistis untuk memperkuat partai dan memenangkan elektoral partai di masa yang akan datang.