Mobil Listrik BYD yang Kurang diminati di Indonesia: Apa Penyebabnya?

Mobil Listrik BYD yang Kurang diminati di Indonesia: Apa Penyebabnya?

Pasar mobil listrik di Indonesia mendapatkan perhatian dari berbagai merek, termasuk BYD dari Tiongkok. Awalnya, BYD menawarkan tiga model, yaitu Dolphin, Atto 3, dan Seal. Namun, untuk memperluas jangkauan, BYD telah meluncurkan dua model baru, yaitu M6 dan Sealion 7.

Salah satu model BYD yang belum mendapatkan respons yang positif di Indonesia adalah Dolphin. Meskipun spesifikasi dan harga Dolphin bisa menjadi pesaing bagi mobil listrik lokal seperti Morris Garage 4 EV, namun penjualannya masih di bawah ekspektasi. Data dari Gaikindo menunjukkan bahwa hanya 153 unit Dolphin yang terjual dari pabrik ke dealer sepanjang Januari-Maret 2025.

Dolphin hadir dalam dua varian yang berbeda, yaitu Dynamic Standard Range dengan baterai 44,9 kWh dan Premium Extended Range dengan baterai 60,48 kWh. Varian ini memiliki jarak tempuh yang berbeda, di mana Premium Extended Range dapat menempuh 490 km dengan tenaga yang lebih besar. Selain Dolphin, BYD juga memiliki model lain yang cukup diminati di pasar, seperti Seal, Atto 3, M6, dan Sealion 7. Meski demikian, BYD berencana untuk merilis model mobil listrik yang lebih kecil dari Dolphin, yang diduga akan dinamai Seagull.

Dengan perubahan konstan dalam pasar mobil listrik, perlu adanya inovasi terus menerus dari produsen untuk tetap bersaing. Hal ini juga mencerminkan minat konsumen yang semakin tinggi terhadap kendaraan ramah lingkungan. Dengan adanya berbagai pilihan model, diharapkan pasar mobil listrik di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi bagi lingkungan dan industri otomotif secara keseluruhan.

Source link