Industri pelumas menghadapi tantangan dengan meningkatnya adopsi kendaraan listrik. Seiring kendaraan listrik tidak memerlukan banyak pelumas mesin seperti kendaraan berbahan bakar fosil. Namun, perusahaan pelumas masih memiliki peluang bertahan dengan mengadopsi strategi diversifikasi produk. Misalnya, Pertamina telah memperluas bisnisnya ke sektor kimia, menghasilkan katalis dan produk industri lainnya. Selain itu, investasi dalam pengembangan cairan pendingin khusus untuk kendaraan listrik dan produk lain yang dibutuhkan dalam industri otomotif dapat menjadi langkah strategis.
Menurut Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), perusahaan pelumas perlu beradaptasi agar tetap relevan di tengah perubahan lanskap otomotif global. Dengan meningkatnya kebutuhan akan teknologi pendinginan baterai dan pelumasan komponen kendaraan listrik, perusahaan pelumas dapat menemukan pasar baru yang masih terkait dengan inti bisnis mereka.
Penting bagi industri pelumas untuk mengikuti standar lingkungan internasional terbaru agar dapat meningkatkan daya saing di pasar global dan memastikan keberlanjutan industri dalam jangka panjang. Meskipun permintaan pelumas mesin menurun dengan adopsi kendaraan listrik, penggunaan kendaraan listrik di Indonesia masih terbatas dan kontribusi penjualan pelumas tidak hanya mengandalkan sektor otomotif. Dengan strategi diversifikasi dan penyesuaian, industri pelumas dapat tetap bertahan dan berkembang di era kendaraan listrik ini.