Ketua DPR RI, Puan Maharani, telah memberikan tanggapannya terkait dengan perubahan takaran MinyaKita yang mengalami pemotongan dari 1 liter menjadi 750 mililiter. Puan menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan komisi terkait untuk menangani polemik seputar MinyaKita ini. Selain itu, Puan juga mengumumkan rencana untuk melakukan inspeksi mendadak guna mengevaluasi ketersediaan minyak di pasaran setelah kontroversi ini terjadi.
Puan menegaskan tujuan dari tindakan ini adalah untuk memastikan pasokan minyak bagi masyarakat tetap aman menjelang bulan Ramadan dan Lebaran. Sebelumnya, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menemukan kejanggalan pada minyak goreng Minyakita yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dengan volume yang tidak sesuai. Hal ini dinilai sebagai pelanggaran serius karena selain tidak sesuai volume, harga jualnya melebihi ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah.
Inspeksi yang dilakukan oleh Menteri Pertanian menemukan bahwa Minyakita seharusnya berisi 1 liter namun ternyata hanya memiliki volume 750 hingga 800 mililiter. Harga jualnya juga lebih tinggi dari HET yang seharusnya Rp 15.700 per liter, tetapi dijual dengan harga Rp 18.000 per liter. Praktik kecurangan semacam ini dianggap merugikan masyarakat, terutama saat kebutuhan bahan pokok meningkat. Kejadian ini menjadi sorotan penting dalam menjaga ketersediaan dan kualitas pangan bagi masyarakat.
