6 Perilaku Pengendara yang Harus Dihindari untuk Mengurangi Kecelakaan

Selama tahun 2024, data terbaru dari AHM Internal Research dengan laporan Korlantas Polri mencatat ada 144.605 kecelakaan lalu lintas di Indonesia, dimana sebanyak 77 persen kendaraan yang terlibat adalah sepeda motor. Ini menunjukkan bahwa pengguna sepeda motor masih menjadi kelompok yang paling rentan terhadap risiko kecelakaan. Selain itu, data tersebut juga mengungkap bahwa 53 persen korban kecelakaan berusia 15-39 tahun, menunjukkan bahwa kelompok usia produktif tersebut paling banyak menjadi korban kecelakaan. Hal ini membutuhkan perhatian serius terutama melalui perilaku berkendara yang lebih tertib.

Menurut penelitian dari Astra Honda Motor Internal Research, ada enam perilaku yang sering memicu kecelakaan di jalan raya. Pertama, perilaku ceroboh terhadap lalu lintas dari depan yang sering menyebabkan tabrakan frontal. Kedua, tidak menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan, yang meningkatkan risiko tabrakan saat pengereman mendadak. Ketiga, berkendara melewati batas kecepatan yang sering membuat pengendara kehilangan kendali. Keempat, ceroboh saat berbelok yang membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain. Kelima, ceroboh saat mendahului tanpa perhitungan yang bisa memicu kecelakaan serius. Keenam, berkendara dalam kondisi lelah yang mengurangi konsentrasi dan reaksi pengendara, setara dengan berkendara dalam pengaruh alkohol.

Dengan menghindari enam perilaku berisiko tersebut, setiap pengendara bisa membantu menekan angka kecelakaan di jalan raya. Oleh karena itu, kesadaran akan perilaku yang aman dan tertib dalam berkendara sangat penting untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas, terutama bagi pengguna sepeda motor yang mendominasi kasus di Indonesia.

Source link

Exit mobile version