Berita  

Gaya Komunikasi Politik Gus Darling: Seni Memimpin di Era Viral

Bupati Jember, Muhammad Fawait, menjadi sorotan setelah memakai kaus bertuliskan “Gus Darling” dalam sebuah pers rilis yang membahas penanganan krisis BBM. Video singkat yang menunjukkan Fawait menyebut kata “darling” juga cepat menyebar di media sosial, menciptakan reaksi beragam dari masyarakat. Meskipun kontroversial, komunikasi politik yang ditunjukkan Fawait dianggap segar oleh sebagian, namun dianggap kurang sensitif oleh yang lain. Sebagai seorang politisi dengan pengalaman panjang di politik Jawa Timur, Fawait dikenal dekat dengan generasi muda dan memiliki kebijakan prioritas dalam sektor kesehatan, seperti meluncurkan Program Universal Health Coverage (UHC) yang mencakup lebih dari 90% warga.

Namun, ujiannya terletak pada krisis BBM pada Juli 2025, ketika pasokan terganggu akibat perbaikan jalan. Dalam menghadapi situasi ini, langkah yang diambil oleh Pemkab Jember adalah membuka jalur distribusi alternatif, memprioritaskan pasokan untuk sektor pertanian dan UMKM, serta mengajukan proposal penambahan kuota BBM bersubsidi ke pusat. Dalam konferensi pers, Fawait tampak mengenakan kaus bertuliskan “Gus Darling”, menyiratkan respons santai terhadap krisis yang sedang dihadapi, tanpa bermaksud untuk pencitraan.

Pentingnya komunikasi politik yang responsif terhadap dinamika wacana dan visual saat ini sangat ditekankan dalam kepemimpinan daerah. Simbol seperti kaus bertuliskan “Gus Darling” dengan cepat membentuk persepsi publik, menuntut pemimpin tidak hanya tanggap dalam kebijakan tetapi juga dalam simbol dan gesture. Meskipun demikian, ruang kritik terhadap simbol harus tetap terbuka, menunjukkan bahwa kepemimpinan yang kuat adalah yang mampu menanggapi kritik dengan tindakan nyata, bukan reaksi emosional. Fawait, sebagai seorang pemimpin dengan pendekatan yang relevan dengan zamannya, hadir dengan sikap serius dalam bekerja, terbuka dalam dialog, dan santai dalam simbol yang dia gunakan.

Source link

Exit mobile version