Kemandirian Antariksa di Tengah Rivalitas Global
Pesatnya kemajuan teknologi global yang didorong oleh privatisasi dan persaingan geopolitik di dunia antariksa menegaskan pentingnya Indonesia merumuskan strategi nasional yang fokus pada kemandirian antariksa. Dalam sebuah diskusi publik tentang “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global” yang diselenggarakan oleh CIReS, LPPSP, FISIP UI, para narasumber menekankan kompleksitas dan urgensi kemandirian antariksa dalam menghadapi tantangan abad ke-21. Diskusi ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan parlemen, kementerian, militer, asosiasi profesi, akademisi, dan media.
Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Semiarto Aji Sumiarto, kemandirian antariksa bukanlah lagi pilihan, melainkan keharusan strategis untuk menjaga kedaulatan Indonesia di tengah persaingan antariksa yang semakin ketat. Diskusi ini juga menyoroti pentingnya Indonesia memperkuat posisinya dalam teknologi antariksa untuk mempertahankan kedaulatan dan daya saing di masa mendatang. Selain itu, kebutuhan akan koordinasi lintas sektor dan kolaborasi antar-lembaga juga menjadi sorotan dalam diskusi tersebut.
Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim menegaskan bahwa kini ruang antariksa memiliki peran strategis yang sama pentingnya dengan wilayah darat, laut, dan udara dalam menyokong pertahanan, ekonomi, dan kedaulatan nasional. Indonesia ditantang untuk tidak menjadi pengguna pasif di tengah rivalitas global dan militarisme di bidang antariksa. Oleh karena itu, upaya memperluas dan memperkuat Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional dianggap sebagai langkah strategis yang perlu segera diambil.
Dari perspektif Asosiasi Antariksa Indonesia, penting bagi Indonesia untuk membangun ekosistem antariksa nasional yang lengkap, mulai dari manufaktur, roket, hingga data analytics. Langkah-langkah seperti alih teknologi melalui kemitraan internasional, penguatan start-up lokal, dan kebijakan regulasi yang konsisten dianggap sebagai dasar menuju kemandirian antariksa. Dr. Dave Laksono dari DPR RI juga menegaskan perlunya Indonesia membangun kapasitas teknologi, SDM, dan regulasi yang berdaulat guna mewujudkan ketahanan nasional strategis di bidang antariksa.
Dalam kerangka pembangunan antariksa nasional yang lebih kuat, penting untuk mempertimbangkan faktor pembiayaan, kelembagaan, dan strategi lintas sektor yang terintegrasi. Indonesia perlu melakukan kolaborasi antaraktor, koordinasi pembangunan yang terpadu, dan kebijakan fiskal yang mendukung pengembangan sektor antariksa. Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisinya dalam kompetisi ekonomi antariksa global.
Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia dituntut untuk tidak terjebak dalam status sebagai negara kelas ketiga yang hanya memiliki kebijakan antariksa tanpa kapasitas teknologi yang memadai. Dalam era persaingan antariksa yang semakin ketat, Indonesia harus memperjelas visi dan agenda antariksa nasionalnya. Penting untuk memperlakukan antariksa sebagai bagian dari diplomasi luar negeri dan kerja sama internasional yang mendukung kepentingan nasional jangka panjang.
Dalam menghadapi tantangan kemandirian antariksa, komitmen politik dan kesadaran publik terhadap pentingnya antariksa di Indonesia masih perlu diperkuat. Selain itu, pembangunan sektor antariksa juga membutuhkan investasi yang tinggi, teknologi yang canggih, dan menghadapi risiko yang besar. Oleh karena itu, Indonesia perlu segera membangun strategi yang terpadu untuk mencapai kemandirian antariksa, dengan fokus pada peningkatan kelembagaan, regulasi, kolaborasi lintas sektor, serta perumusan ulang strategi industri antariksa.
Sumber: Strategi Kemandirian Antariksa Indonesia Dan Peran RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional Di Tengah Rivalitas Global
Sumber: Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia Di Tengah Rivalitas Global