DPR RI menyoroti kematian Rizal Sampurna, seorang WNI asal Bayuwangi yang diduga menjadi korban perdagangan orang. Kasus ini menunjukkan rendahnya perlindungan HAM di Indonesia. Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, menyatakan bahwa sistem imigrasi Indonesia masih memiliki celah yang perlu diperbaiki. Dia menyampaikan komitmen DPR dan pemerintah untuk mencari solusi terbaik guna mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa depan. Willy juga memberikan apresiasi atas kerja sama antara pihak-pihak terkait dalam proses pemulangan jenazah Rizal. Selain itu, dia menyoroti beberapa faktor pendorong seperti kemiskinan dan pengangguran yang menjadi alasan banyak WNI memilih bekerja di luar negeri. Willy mendorong penanganan modus-modus ilegal terkait tenaga kerja migran agar terus ditingkatkan untuk melindungi WNI. Terakhir, ia juga mendukung berbagai upaya yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto terkait perlindungan terhadap PMI. Rizal Sampurna meninggal dunia setelah bekerja sebagai operator judi online di Kamboja dan diduga menjadi korban perdagangan orang. Jenazahnya berhasil dipulangkan setelah proses perjuangan keluarga selama dua bulan. Seluruh biaya pemulangan ditanggung oleh perusahaan pemberi kerja atas desakan KBRI Phnom Phen. Semua kejadian ini menunjukkan pentingnya peningkatan kerjasama dengan negara-negara tujuan PMI serta perlunya pendekatan yang komprehensif dalam melindungi WNI di luar negeri.
DPR Soroti Lemahnya Sistem Imigrasi Korban TPPO Banyuwangi

Read Also
Recommendation for You

Tensi politik di dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) semakin meningkat menjelang Muktamar X. Hal ini…

Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo telah menyiapkan sanksi terberat bagi…

Ahmad Sahroni, anggota DPR RI nonaktif, telah menghilang dari publik selama hampir sebulan setelah kontroversi…

Amir Uskara ditunjuk sebagai ketua tim relawan pemenangan Muhamad Mardiono dalam muktamar ke-X PPP. Pada…

Peta persaingan calon ketua umum (caketum) PPP menjelang Muktamar X mulai mengerucut dengan rencana Muktamar…