Terkait gaya kepemimpinan antara Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi, Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensa) melihat adanya kemiripan. Keduanya dikatakan memiliki kesamaan dalam upaya memikat hati rakyat dengan memanfaatkan drama dan pendekatan kebijakan yang lebih populis. Menurut Hensa, Jokowi dan Dedi Mulyadi terampil dalam seni bercerita, baik melalui pidato maupun konten media sosial, yang selalu mampu menarik perhatian publik. Mereka juga disebut mengedepankan populisme dalam tindakan dan gestur di depan publik, dengan fokus menyasar masyarakat kecil.
Hensa juga menyoroti bahwa keduanya memiliki penampilan yang lebih santai, berbeda dengan pejabat sebelumnya yang cenderung kaku dan birokratis. Lebih lanjut, Hensa menyebut bahwa baik Jokowi maupun Dedi Mulyadi lebih memprioritaskan kedekatan yang nyata dengan rakyat daripada proyek-proyek abstrak. Program-program yang mereka jalankan terlihat lebih langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, seperti pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan desa. Meski demikian, Hensa juga mencatat bahwa gaya kepemimpinan seperti ini tidak luput dari kritik, terutama terkait kemungkinan mengesampingkan visi jangka panjang atau drama yang berlebihan bisa mengaburkan substansi. Meskipun demikian, Hensa menyatakan bahwa formula yang diterapkan oleh Jokowi dan Dedi Mulyadi terbukti efektif dalam menjaga dukungan publik, serta kemampuan mereka untuk tetap terhubung dengan rakyat menjadi pembelajaran tersendiri.