Pada Rabu, 12 Maret 2025, di Indonesia, rencana larangan penjualan kendaraan bermesin pembakaran internal di Eropa, Kanada, dan sebagian negara bagian AS pada tahun 2035 menandai langkah awal dalam mengurangi emisi dari lalu lintas jalan. Menurut Socomec, pada 2030 akan ada 350 juta kendaraan listrik di jalan untuk mencapai target “Net Zero Emissions” pada 2050, yang merupakan lebih dari 60% kendaraan yang dijual secara global.
Dalam upaya mendukung peningkatan ini, lebih dari 60 juta titik pengisian daya diperkirakan akan dipasang pada tahun 2030. Namun, dengan pertumbuhan yang cepat, serta pengembangan stasiun pengisian daya cepat dan ultra-cepat, kebutuhan energi untuk mengisi daya kendaraan listrik meningkat lebih cepat daripada ketersediaan energi di jaringan. Lonjakan permintaan ini dapat menyebabkan penurunan daya pengisian selama jam sibuk, pembatasan jumlah pengisian pada jam sibuk, peningkatan tarif pengisian, dan bahkan pemadaman listrik.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, sistem penyimpanan energi yang dikombinasikan dengan produksi energi terbarukan lokal menjadi solusi utama. Dengan sistem ini, kecepatan pengisian pada jam sibuk dapat dipertahankan, biaya instalasi dan operasional dapat ditekan, serta layanan dapat terus berjalan meskipun ada gangguan jaringan. Sebagai langkah untuk memperkuat kehadirannya di Asia, perusahaan global Socomec meresmikan kantor baru di Jakarta. Dalam peresmian tersebut, CEO-APAC Socomec, O’Niel Dissanayake, menyatakan komitmennya untuk menyediakan solusi daya yang andal, inovatif, dan berkinerja tinggi untuk mendukung pertumbuhan infrastruktur digital di Indonesia.