Kisah Abrahah yang Gagal Menyerang Ka’bah: Analisis Sejarah dan Fakta Terbaru
Sebuah kisah terkenal dalam dunia Islam adalah tentang Abrahah yang berusaha menghancurkan Ka’bah. Dalam cerita ini, Abrahah menunggang gajah untuk memimpin serangan terhadap Ka’bah dan kota Makkah. Namun, berkat doa dari Mutalib, seorang tokoh di Makkah yang dihormati, pasukan Abrahah dihalau oleh ribuan burung yang melemparkan kerikil panas.
Kejadian ini dikenal sebagai “Perang Gajah” dan terjadi pada tahun yang sama ketika Nabi Muhammad dilahirkan. Sejarawan telah lama mencari kebenaran di balik kisah ini, apakah kematian Abrahah benar-benar disebabkan oleh kerikil panas atau ada faktor lain yang terlibat.
Sebuah riset yang dilakukan pada tahun 2015 oleh peneliti sejarah Amerika, John S. Marr, Elias J. Hubbard, dan John T. Cathey, menyampaikan hipotesis baru. Mereka berpendapat bahwa kematian Abrahah dan pasukannya mungkin disebabkan oleh penyakit cacar, bukan kerikil panas seperti yang banyak diyakini.
Selain itu, peneliti juga menyoroti bagian dalam al-Qur’an yang menyebutkan pasukan Abrahah “seperti daun-daun yang dimakan (ulat)”. Mereka mengaitkan metafora ini dengan deskripsi cacar, yang pada saat itu sudah menjadi wabah di semenanjung Arab.
Tim peneliti tersebut juga membahas burung Ababil yang disebut dalam kisah, menyatakan bahwa burung tersebut adalah jenis burung layang-layang yang bermigrasi melalui Semenanjung Arab. Seiring dengan analisis historis yang mendalam, terungkap bahwa Abrahah mungkin tewas akibat cacar selama pengepungan Makkah.
Kisah Abrahah yang gagal menyerang Ka’bah memiliki dampak sejarah yang signifikan. Kematian Abrahah mencegah kebrutalan dan penindasan yang mungkin terjadi jika dia berhasil menaklukkan kota Makkah. Riset ini menggali lebih dalam ke dalam cerita tersebut dan memberikan sudut pandang baru tentang peristiwa sejarah yang penting dalam sejarah Islam.