Bulan Ramadan menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia, di mana setiap negara memiliki tradisi khas dalam menyambut dan menjalani bulan suci ini. Di Indonesia, sebelum Ramadan tiba, masyarakat menjalankan tradisi ziarah kubur atau nyekar sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Selain itu, tradisi mandi di sumber air alami, atau yang dikenal sebagai padusan, menjadi praktik umum untuk membersihkan diri secara fisik maupun spiritual.
Setiap negara memiliki keunikan tersendiri dalam merayakan bulan Ramadan. Di Mesir, masyarakat menyambut Ramadan dengan tradisi menyalakan lentera warna-warni yang disebut Fanous. Sementara di Lebanon, tradisi menembakkan meriam saat berbuka puasa menjadi penanda waktu berbuka yang telah lama berlangsung sejak zaman Kesultanan Ottoman. Sedangkan di Turki, penabuh genderang berkeliling pada malam hari untuk membangunkan umat Muslim saat sahur.
Pakistan memiliki tradisi Chaand Raat di mana wanita memperindah diri dengan henna untuk menyambut Idul Fitri. Di Qatar, terdapat tradisi Garangao di mana anak-anak berkeliling rumah untuk mengumpulkan permen pada malam ke-15 Ramadan. Sementara di Uni Emirat Arab, tradisi Kanon Ramadan yang khas dengan menembakkan meriam untuk menandai waktu berbuka.
Tradisi bazar Ramadan di Malaysia menjadi magnet bagi masyarakat setempat dengan beragam pilihan makanan yang disajikan. Di Brunei Darussalam, tradisi tedarus melibatkan membaca Al-Quran secara bersama-sama di masjid atau rumah tetangga. Di Yaman, pembuatan kue khas Ramadan, Qatayef, menjadi bagian penting dalam menyambut bulan suci ini.
Semua tradisi yang ada selama bulan Ramadan mencerminkan keberagaman budaya umat Muslim di berbagai negara. Setiap negara memiliki cara unik dalam merayakan dan menghidupkan bulan Ramadan sesuai dengan nilai-nilai lokal mereka. Tradisi-tradisi tersebut menjadi warisan yang dilestarikan turun-temurun sebagai bagian dari identitas budaya dan keagamaan umat Islam di seluruh dunia.
