Jumat, 18 Oktober 2024 – 00:07 WIB
Jakarta, VIVA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Sarmuji, memuji pencapaian Bahlil Lahadalia yang baru saja meraih gelar S3 Doktor bidang Kajian Stratejik dan Global dari Universitas Indonesia (UI) dengan predikat cumlaude.
Baca Juga :
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Sidang Promosi Doktor di UI Besok, Megawati Dijadwalkan Hadir
Sarmuji mengatakan gelar doktor merupakan gelar akademik tertinggi yang menjadi pelengkap kesuksesan Bahlil, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Saya tahu betul sebagian perjalanan Ketua Umum Bahlil dan ini adalah pencapaian yang luar biasa, di samping pencapaian luar biasa yang lain. Ini adalah gelar akademik tertinggi bagi seorang yang menempuh jalan sebagai pembelajar, jadi gelar ini sangat berarti untuk hidup beliau,” ujar Sarmuji, Kamis 17 Oktober 2024.
Baca Juga :
Cerita Bahlil Berhasil Kuliah di UI Demi Wujudkan Keinginan Almarhum Ayahnya
Sarmuji menambahkan bahwa dengan gelar doktor yang disandang Bahlil, hal ini bisa berdampak positif bagi kepemimpinannya, khususnya bagi Partai Golkar. Sebab, segala kebijakan maupun keputusan diambil berlandaskan kajian secara ilmiah.
Baca Juga :
Kementerian ESDM Kirim Tim Selidiki Penyebab Kebakaran Smelter Freeport di Gresik
“Yang paling penting dalam pencapaian gelar akademik itu sebenarnya adalah penambahan wawasan berpikir sekaligus membangun konstruksi berdasarkan kaidah-kaidah akademik. Jadi tentu ini akan sangat berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan beliau sebagai ketua umum,” ucapnya.
Dengan begitu, Sarmuji optimis Bahlil mampu membawa kepemimpinan Golkar menjadi lebih baik dan berkualitas.
“Dengan gelar ini, otomatis diharapkan juga melalui standar-standar akademik yang terukur dan ilmiah, keputusan yang diambil bisa lebih mudah dipahami oleh publik,” sambungnya.
Lebih lanjut, Sarmuji menuturkan bahwa apa yang diraih Bahlil juga menjadi inspirasi bagi semua masyarakat, terutama bagi mereka yang berasal dari latar belakang keluarga tidak mampu dan dari daerah terpencil, tetapi mampu mencapai puncak gelar akademik.
“Tentu ini inspirasi bukan hanya buat kader Golkar, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia yang berlatar belakang kurang mampu. Awalnya, Pak Bahlil berasal dari pelosok, dengan latar belakang orang tua yang mohon maaf, secara kapital barangkali tidak diperhitungkan. Namun, tetap terus bermimpi setinggi-tingginya,” ungkapnya.
Sarmuji mengatakan bahwa dengan bekerja keras seperti yang telah ditunjukkan Bahlil, pada akhirnya, cita-cita bisa tercapai.
“Bahwa siapapun yang berusaha dengan keras, insyaallah akan bisa sampai. Jadi, anak-anak muda, terutama yang hari ini barangkali belum beruntung secara ekonomi atau sosial, bisa mengikuti jejak Pak Bahlil untuk terus bermimpi setinggi-tingginya dan berusaha meraih mimpinya itu dengan sekuat tenaga,” jelasnya.
Selain menginspirasi, Sarmuji juga berharap bahwa apa yang diraih Bahlil, baik secara akademik maupun jabatan saat ini, dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat.
“Kemarin saya mengucapkan selamat, sebagai sahabatnya sekaligus juga berpesan supaya terus bersyukur dengan cara semakin bermanfaat untuk orang banyak,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa ia mengejar gelar Doktor untuk mengikuti jejak senior-seniornya di Partai Golkar.
“Apa yang kami lakukan adalah dalam rangka peningkatan kualitas individu untuk menuju kepemimpinan partai yang lebih baik,” kata Bahlil.
Bahlil mengatakan ia tidak ingin menjadi ketua umum partai yang tidak jelas latar belakang pendidikannya. Sebab, hampir seluruh elite Golkar mempunyai latar belakang pendidikan yang baik.
Bahlil mengaku apa yang dilakukannya saat ini adalah untuk mengikuti jejak para seniornya yang memimpin Golkar, karena mereka berasal dari kampus-kampus yang jelas.
“Pak Akbar (Akbar Tanjung) kampusnya jelas, Pak Ical (Aburizal Bakrie) kampusnya jelas, Pak Ucu (Jusuf Kalla) kampusnya jelas, saya juga harus lebih jelas agar lebih paten, kira-kira begitu,” ucap Bahlil.
Halaman Selanjutnya
“Dengan gelar ini, otomatis diharapkan juga melalui standar-standar akademik yang terukur dan ilmiah, keputusan yang diambil bisa lebih mudah dipahami oleh publik,” sambungnya.