update berita tentang prabowo subianto humanis,berani dan tegas
Berita  

Warga Pulorejo Jombang Berhasil Produksi 50 Kg Emping Singkong Renyah dalam Sehari

Warga Pulorejo Jombang Berhasil Produksi 50 Kg Emping Singkong Renyah dalam Sehari
Berita

Ali Susanto (41), memperlihatkan emping singkong buatannya di Dusun Bodo, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (08/06/2024). (Foto: Gono Dwi Santoso/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JOMBANG- Bagi pecinta emping, tak ada salahnya mencoba emping singkong buatan Ali Susanto (44), warga Dusun Bodo, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Camilan emping berbahan dasar singkong ini kini banyak dicari pembeli.

Ketika ditemui pada Sabtu (08/06/2024), Ali Susanto terlihat sedang mencetak adonan emping singkong yang telah dibumbui. Kemudian, dia menjemurnya di samping rumah. Emping tersebut sudah tercetak dan digantung untuk efisiensi tempat penjemuran.

Ali Susanto mengungkapkan bahwa ia memulai usaha ini sejak 2015. Produksi per satu kali mencapai sekitar 50 kilogram. “Dari satu kilogram singkong, berkurang menjadi 400 gram bahan emping singkong yang siap dijual ke konsumen,” katanya.

Menurutnya, emping ini berbahan dasar singkong berwarna kuning dengan harga Rp 4.000 per kilogram. Ia membeli langsung dari petani karena harganya lebih terjangkau.

“Proses pembuatannya, setelah singkong dikupas, kemudian direndam semalam untuk menghilangkan toksin. Kemudian dikukus selama dua jam dan dibumbui. Selanjutnya digiling menggunakan mesin penggiling menjadi adonan singkong (getuk). Kemudian dicetak dan dijemur,” jelasnya.

Ali menjelaskan bahwa proses penjemuran membutuhkan sekitar setengah hari. Setelah kering, emping singkong ditimbang dan dipaket sesuai permintaan konsumen.

“Harganya per kilogram Rp 35 ribu. Harga grosir Rp 32 ribu. Pemasaran produk emping singkong ini selain di Jombang, juga merambah Kediri dan Sidoarjo,” jelasnya.

Saat ini, Ali mengatakan bahwa banyak permintaan dari konsumen, sehingga ia kekurangan tenaga kerja. Karena untuk memproduksi emping singkong diperlukan ketelatenan, terutama saat mencetak. Selain itu, proses dilakukan secara manual tanpa menggunakan mesin.

Ali berharap bahwa pemasaran produksi emping singkong dapat lebih luas lagi dan produknya lebih dikenal oleh masyarakat. “Ke depan, mungkin penjualan melalui media sosial akan lebih ditingkatkan, sehingga produk emping singkong ini lebih dikenal oleh masyarakat,” katanya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Reporter : Gono Dwi Santoso
Editor : Mahrus Sholih