Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto, menyambut baik langkah OJK yang mendorong pemisahan atau spin off Unit Usaha Syariah (UUS) untuk mengembangkan perbankan syariah di Indonesia. Langkah ini sejalan dengan roadmap pengembangan dan penguatan perbankan syariah Indonesia 2023-2027.
Agus Haryoto mengungkapkan apresiasinya terhadap keberadaan roadmap 2023-2027 sebagai dasar bagi perbankan untuk meningkatkan kinerja mereka. Ia menekankan perlunya penguatan struktur dan ketahanan ke depan agar perbankan bisa tumbuh lebih cepat dan lebih besar.
Selain itu, Agus Haryoto juga menyatakan bahwa pemisahan UUS dapat menghasilkan bank-bank pesaing baru selain Bank Syariah Indonesia (BSI). Hal ini dianggap penting untuk menjadikan industri perbankan syariah lebih kompetitif dan sehat.
Menurutnya, perbankan syariah dan UUS perlu memperhatikan indikator kesehatan seperti rasio permodalan. Rata-rata perbankan syariah dinilai stabil dengan permodalan yang baik, likuiditas jangka pendek yang bagus, npf terkendali, operasional yang efisien, dan profitabilitas yang baik. Dengan indikator tersebut, perbankan syariah diharapkan dapat menjadi lebih tahan terhadap volatilitas.
Agus Haryoto juga menyoroti pertumbuhan potensi industri syariah di Indonesia, yang didorong oleh peningkatan kesadaran transaksi syariah dan jumlah penduduk muslim yang besar. Selain spin off, kolaborasi di antara UUS juga dianggap penting. Dirut Bank Sumsel Babel, Achmad Syamsudin, menekankan pentingnya bersinergi untuk menghadapi masalah permodalan dan memanfaatkan peluang bisnis masing-masing bank.
Dengan adanya ekosistem kolaboratif di antara bank-bank syariah, dipercayai bahwa perkembangan perbankan syariah di Indonesia dapat menjadi lebih besar dan berkelanjutan.
