update berita tentang prabowo subianto humanis,berani dan tegas
Berita  

Deflasi Tak Hanya Menghantui RI, Tapi Juga Dunia

Indonesia telah mengalami deflasi selama empat bulan terakhir, dimulai dari Mei 2024 sebesar 0,03% secara bulanan (mtm), kemudian mencapai 0,08% pada Juni 2024, 0,18% pada Juli 2024, dan kembali ke level 0,03% pada Agustus 2024. Fenomena deflasi atau disinflasi ini juga terjadi di banyak negara, termasuk China dan Amerika Serikat.

Menurut Tim Ekonom BCA, inflasi yang rendah menyebabkan deflasi dan menurunnya permintaan dari konsumen terjadi di negara-negara dengan ekonomi besar. Di China, kelebihan pasokan telah menekan harga produsen, sementara di AS, inflasi yang rendah telah meningkatkan ekspektasi pemotongan suku bunga, memperkuat rupiah dan menekan inflasi impor.

Tren penurunan permintaan global juga tercermin dari data Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur yang berada di zona kontraksi atau di bawah 50 untuk negara-negara besar, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, deflasi sebesar 0,03% per Agustus 2024 disebabkan oleh penurunan harga pangan seperti bawang merah dan ayam, serta kenaikan harga BBM non-subsidi. Inflasi inti juga meningkat karena kenaikan biaya pendidikan dan barang-barang keperluan pribadi.

Meskipun inflasi pada komponen inti meningkat, jika kenaikan harga tersebut dikecualikan, inflasi keseluruhan diprediksi hanya akan mencapai 1,7% atau lebih rendah dari realisasi sebesar 2,12% per Agustus 2024.

Deflasi yang terjadi disebabkan oleh tekanan terhadap daya beli masyarakat, yang tercermin dari data indeks pengeluaran konsumen BCA yang mengalami kontraksi selama Juli-Agustus 2024. Pelonggaran moneter mungkin akan dilakukan oleh Bank Indonesia dalam waktu dekat untuk merangsang pemulihan ekonomi, namun pemotongan suku bunga mungkin akan ditunda hingga kuartal IV.

Sumber: CNBC Indonesia

Source link