update berita tentang prabowo subianto humanis,berani dan tegas

Bola yang Disepak ke Kiri dan Kanan

Bola yang Disepak ke Kiri dan Kanan

Selasa, 6 Agustus 2024 – 05:08 WIB

Jakarta, VIVA – Mendekati pendaftaran pasangan calon untuk Pilkada 2024, persaingan kursi Gubernur Jakarta menarik perhatian publik. Dinamika dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dapat membuat Anies Baswedan kesulitan mendapatkan tiket sebagai calon gubernur di Pilgub Jakarta 2024.

Pengamat politik senior Rocky Gerung mengatakan bahwa Pilgub Jakarta harus dilihat sebagai acuan politik masa depan, terutama menuju pemilihan presiden (pilpres) 2029. Menurutnya, Anies berada dalam lingkaran tersebut dan potensiannya pada tahun 2029 dikhawatirkan oleh Joko Widodo atau Jokowi.

“Tetapi, sekali lagi, posisi Anies tidak akan mendominasi jika Jokowi masih berada dalam sistem,” kata Rocky dalam akun YouTube Rocky Gerung Official yang dikutip pada Selasa, 6 Agustus 2024.

Rocky menyebutkan bahwa Pilgub Jakarta 2024 bisa menjadi langkah akhir bagi posisi Anies. Menurutnya, motif sebenarnya dari keikutsertaan Anies dalam Pilgub Jakarta juga akan menjadi faktor penilaian.

“Itu sangat tergantung pada motif Anies sendiri. Jika motif Anies hanya ingin menggunakan DKI sebagai pijakan, pasti dia akan dihalangi oleh Jokowi,” ujar Rocky.

Namun, menurutnya, jika Anies ingin menjadikan Jakarta sebagai awal perlawanan, hal tersebut akan diingat. Rocky mengatakan bahwa Anies akan diingat sebagai tokoh oposisi yang dipandu oleh kepentingan masa depan secara sistemik.

Baca Juga: Sahroni soal Dukungan Nasdem ke Anies: Ini Jangan Kecele, Tahu-tahu Gak Didaftarin

Bagi Rocky, Anies harus memiliki portofolio sebagai tokoh oposisi yang melekat jika ingin menuju tahun 2029. “Tetapi, jika Anies hanya mencari jabatan tanpa memiliki portofolio oposisi, hal tersebut akan menghambat ambisi Anies,” lanjut Rocky.

Rocky menyoroti bahwa Pilgub Jakarta bisa dibaca sebagai pertukaran antara Partai Gerindra dan Golkar. Namun, ia menekankan bahwa motif Anies sendiri yang akan menjadi penentu.

“Dia masuk ke DKI sebagai investasi untuk 2029 atau untuk membangun politik oposisi,” ujar Rocky.

Lebih lanjut, Rocky menekankan bahwa jika Anies tidak diinginkan oleh Jokowi dalam politik saat ini, maka Anies harus menyadari bahwa ia sedang dimanipulasi.

“Bahkan Prabowo juga turut terlibat dalam koordinasi politik antara Jokowi dan kehati-hatian Prabowo,” kata Rocky.

Rocky mengatakan bahwa kemungkinan-kemungkinan ke depan dalam politik Pilgub Jakarta harus dipertimbangkan, termasuk apakah Anies akan mendapatkan dukungan partai politik untuk maju sebagai cagub.

“Dukungan dari Nasdem untuk Anies masih tidak pasti. Apakah Nasdem akan tetap mendukung Anies atau tidak?” ujar Rocky.

“Jadi, Anies adalah bola yang sedang diperebutkan oleh berbagai pihak,” lanjut Rocky.

Rocky menunggu bahwa Anies harus mengklarifikasi posisinya lebih awal dalam kompetisi di Jakarta.

“Mau berinvestasi untuk 2029 atau memimpin politik oposisi. Mau memimpin politik yang memungkinkan demokrasi diucapkan lagi dalam kompetisi yang sehat,” kata Rocky.

“Jadi, masalah ini tergantung pada mental Anies sendiri sebagai calon pemimpin,” tambah Rocky.

Dinamika menuju Pilgub Jakarta terungkap dengan adanya wacana Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Wacana tersebut mengajak partai politik lain untuk bergabung dengan KIM dan dinamakan KIM Plus.

Saat ini, Anies belum menegaskan kepastiannya dalam maju di Pilgub Jakarta karena masih kurangnya dukungan politik. Nasdem yang sebelumnya menyatakan dukungan untuk Anies, belakangan menunjukkan sinyal yang tidak jelas melalui salah satu elitnya, yaitu Ahmad Sahroni.

PKS yang menunjuk Sohibul Iman sebagai calon wakil gubernur untuk Anies juga belum memiliki mitra koalisi. Kursi yang dimiliki PKS masih kurang untuk menentukan pasangan calonnya.

Ketua Harian DPP Gerindra, Sufi Dasco Ahmad, sudah memastikan bahwa KIM Plus sepakat akan mengusung mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias RK untuk maju di Pilgub Jakarta.

Source link