Artikel ini membahas tentang penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam memproduksi disinformasi. Meskipun AI dapat mempermudah pekerjaan manusia, namun ada beberapa pengguna yang memanfaatkannya untuk kepentingan politik atau memengaruhi publik dengan memproduksi informasi yang tidak benar.
Sebagai penerima informasi, penting untuk menjadi cerdas dan teliti dalam menyaring informasi yang diterima. Ika Ningtyas, Koordinator Cek Fakta Tempo, menyarankan agar melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum menyebarkan informasi yang diterima. Jika ditemukan kesalahan atau disinformasi, sebaiknya dibantah dan disebarluaskan informasi yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
Selain itu, Ika juga menyarankan untuk menggunakan alat bantu seperti AI Voice Detector atau melakukan analisis terhadap informasi yang disediakan oleh platform media sosial seperti TikTok. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran disinformasi melalui media tersebut.
Selain itu, penting juga untuk menganalisis data yang beredar melalui media massa online, karena banyak media tersebut sudah menyediakan rubrik khusus untuk memeriksa berita hoaks atau disinformasi. Dengan sikap skeptis dan verifikasi yang cermat, diharapkan masyarakat dapat menghentikan penyebaran disinformasi dan menyerap informasi yang benar.
Sumber: SUARA INDONESIA
Pewarta: Magang
Editor: Mahrus Sholih