Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Savic Ali, mengekspresikan penyesalannya terhadap lima Nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Menurutnya, kunjungan tersebut merupakan tindakan yang tidak memahami geopolitik, tidak mengerti kebijakan NU secara organisasi, dan tidak memperhatikan perasaan seluruh warga NU.
Savic mengklarifikasi bahwa kunjungan kelima warga NU tersebut tidak dilakukan atas nama organisasi dan PBNU tidak mengetahui dukungan dari pihak mana mereka berangkat ke Israel. Kemungkinan besar kunjungan itu dilakukan atas nama pribadi, yang dianggap sebagai tindakan yang disesalkan karena dapat merusak citra NU di mata publik.
Meskipun kunjungan itu diatasnamakan pribadi, namun mereka dikenal sebagai warga dan aktivis NU, sehingga hal tersebut dapat merugikan citra NU di masyarakat. PBNU dan Nahdliyin sendiri sangat jelas bahwa mereka selalu mendukung Palestina dan mengecam agresi militer Israel terhadap Palestina.
PBNU juga sedang berkomunikasi intensif dengan Palestina untuk membahas situasi terkini dan mendukung kemerdekaan Palestina serta menghentikan kekerasan yang terjadi terhadap rakyat Palestina. Menurut Savic, keberangkatan warga NU ke Israel sulit diterima karena melukai perasaan warga Nahdliyin dan tidak seharusnya dilakukan. Itu merupakan tindakan yang tidak memahami geopolitik dan perasaan warga NU.