update berita tentang prabowo subianto humanis,berani dan tegas
Berita  

Strategi Masyarakat Inklusi untuk Kemajuan dan Kemandirian Finansial

Akses terhadap permodalan atau layanan Lembaga Keuangan tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu cara keluar dari jeratan kemiskinan. Modal yang diperoleh dan dikelola melalui usaha yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, apakah semua lapisan masyarakat sudah mendapatkan akses tersebut?

Nurhaeni merasa sangat kesulitan mencari pinjaman untuk uang bensin ketiga anak laki-lakinya. Selain itu, biaya untuk kehidupan sehari-hari juga dirasa pas-pasan. Belum lagi jika anaknya mulai masuk kuliah pada tahun ajaran baru. Penghasilan dari berjualan di kantin SD masih jauh dari mencukupi.

Koperasi simpan pinjam kadang menjadi pilihan, namun seringkali ia bingung harus mencari pinjaman ke mana lagi. Setiap bulan ia memiliki utang, namun usahanya tidak menghasilkan banyak.

Beruntungnya, layanan perbankan untuk memberikan modal usaha kepada masyarakat inklusi mulai muncul di Indonesia. Hal ini membuat beban utang berkurang secara perlahan.

Hal tersebut dirasakan oleh Neni setelah menerima layanan dari Bank BTPN Syariah (BTPS). “Sebelumnya, saya selalu meminjam dan memiliki utang setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” kata ibu empat anak ini.

“Alhamdulillah, sekarang kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi, sebelumnya sulit untuk keuangan sehari-hari,” ungkapnya kepada media di Kendari.

Setelah bergabung dengan Sentra Sakura, yang dikelola oleh BTPS, di Desa Onewila, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara pada tahun 2015, Neni merasa usaha kantin SD semakin berkembang. Ia tidak perlu lagi meminjam dari sana-sini.

“Dengan adanya modal ini, warung kantin diperbaiki. Dengan adanya Bank BTPN Syariah, saya bisa terlepas dari utang. Dengan adanya usaha kantin, saya tidak kekurangan lagi,” tutur Neni.

Samsidar Rasyid juga memiliki pengalaman yang serupa. Ia menceritakan bagaimana ia dulu berjualan manisan di pinggir jalan dengan penghasilan harian hanya sebesar Rp 50 ribu saja. Ia harus mengelola pendapatan tersebut untuk membantu perekonomian keluarga.

Pada tahun 2018, petugas Bank BTPN Syariah datang ke tempat berjualan Samsidar. Melalui upaya akuisisi nasabah ini, Samsidar tidak hanya mendapatkan modal, tetapi juga diperkenalkan dengan pengetahuan mengelola keuangan. Hingga saat ini, ilmu tersebut menjadi modal utama bagi Samsidar. Usahanya semakin berkembang dengan omzet harian mencapai Rp 8 juta dan memiliki 11 karyawan.

Bagi masyarakat prasejahtera, keberhasilan, kesuksesan, dan kemampuan untuk maju tidak dapat dilakukan sendirian. Mereka memerlukan dukungan akses permodalan, serta pendampingan agar usaha yang mereka jalankan tetap produktif. Terlebih lagi bagi perempuan, yang tidak hanya menjadi tiang keluarga tetapi juga tiang bangsa. Peningkatan kemampuan ibu dalam setiap keluarga akan menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Hal ini terlihat dalam pertemuan Sentra Nasabah Bank BTPN Syariah di Desa Onewila. Petugas bank tidak hanya mengurus administrasi dan penyetoran iuran pembiayaan, tetapi juga memberikan penjelasan modul kanker payudara kepada nasabah dengan penuh perhatian.

“Fokus Bank BTPN Syariah adalah memberdayakan perempuan. Hingga saat ini, seluruh nasabah bank ini adalah perempuan,” kata Head Corporate and Marketing Communication BTPN Syariah, Ainul Yaqin.

Jumlah nasabah BTPN Syariah di Sulawesi Tenggara mencapai 28.400 perempuan yang tersebar di 1.780 sentra sejak tahun 2014. Mereka dibimbing dan dilayani oleh 106 petugas sebagai ujung tombak bank dalam menjangkau masyarakat inklusi. Jumlah pembiayaan yang telah disalurkan mencapai Rp 78 miliar.

Kepala Pembiayaan BTPN Syariah untuk wilayah Sulawesi Tenggara, Sanowati Samosir, mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya menjangkau masyarakat inklusi. Di waktu yang akan datang, BTPN Syariah akan mengunjungi Pulau Muna.

Menurut Sanowati, perseroan menargetkan daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk dengan jumlah keluarga miskin yang signifikan berdasarkan data BPS. Selain itu, perseroan juga melihat karakteristik usaha di daerah tersebut, apakah dapat menghasilkan setiap hari dan sesuai dengan prinsip syariah.

Secara nasional, jumlah nasabah BTPN Syariah mencapai 6 juta orang, dengan total nasabah aktif sebanyak 4,25 juta pada Maret 2023. Total pembiayaan yang telah disalurkan mencapai Rp 11,83 triliun, tumbuh 11% dari tahun sebelumnya. Bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia ini mampu mencatat laba setelah pajak sebesar Rp 425 miliar pada kuartal I-2023.

(Bul/rah)