Kondisi functional freeze mungkin jarang diketahui oleh banyak orang meskipun kesadaran terhadap kesehatan mental semakin meningkat. Istilah ini merujuk pada respon psikologis yang muncul sebagai akibat dari stres berat atau trauma yang tidak terselesaikan. Dalam kondisi ini, seseorang bisa merasa mati rasa secara fisik dan emosional, kehilangan dorongan untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan, bahkan sulit untuk mengejar impian mereka.
Ketika seseorang mengalami functional freeze, sistem saraf otonom dalam tubuhnya terlibat dengan tiga cabang utama: Sistem Saraf Simpatik, Sistem Saraf Parasimpatik, dan Kompleks Vagal Dorsal (DVC). DVC dapat memicu respons membeku saat individu menghadapi tekanan berlebihan, sebagai mekanisme perlindungan dan hemat energi.
Gejala-gejala functional freeze antara lain cemas yang berkelanjutan, mati rasa emosional, penarikan diri sosial, kesulitan membuat keputusan, kelelahan yang berlebihan, dan kurangnya motivasi untuk merawat diri sendiri. Banyak orang mungkin menganggap kondisi ini sebagai respons alami terhadap stres, namun penting untuk mengenali gejalanya dan mencari cara untuk keluar dari lingkaran ini.
Mengenali gejala-gejala functional freeze dan menyadari bahwa kondisi ini adalah respon adaptif terhadap pengalaman masa lalu merupakan langkah pertama dalam mengatasi masalah ini. Penting untuk merawat diri dengan kesabaran dan bertahap untuk dapat melepaskan diri dari masalah psikologis ini.