Jakarta (ANTARA) – Polisi menegaskan bahwa pelaku dalam kasus perundungan di Binus School, Jakarta Selatan, bukanlah anak dari ketua partai politik atau pejabat.
“Kami sudah memeriksa kartu keluarga (KK), dan tidak ada kaitannya dengan berita tersebut,” kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
Gogo mengatakan bahwa kasus tersebut telah naik status menjadi penyidikan dan pihaknya akan memeriksa kembali semua saksi.
Berkaitan dengan hasil visum tindakan kekerasan, korban RE dilaporkan mengalami lebam dan benjol di bagian pipinya.
Perundungan terjadi di sekolah pada Selasa (30/1) dan dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan oleh empat terlapor dengan inisial K, L, C, dan K pada hari berikutnya, yaitu Rabu (31/1).
Kasus ini bermula dari laporan RE mengenai pengeroyokan dan perundungan yang dilakukan oleh tiga orang dan ditonton oleh 30 orang.
Sekolah Binus School menyatakan bahwa tidak ditemukan indikasi perundungan, melainkan pertandingan satu lawan satu yang dilakukan atas persetujuan.
Saat ini, semua anak yang terlibat dalam pertandingan satu lawan satu tersebut, termasuk yang menonton, telah menjalani hukuman.
Sebelumnya, kuasa hukum siswa SMA Binus School Simprug yang mengalami perundungan, Agustinus Nahak, menyebut bahwa pelaku diduga merupakan anak dari pejabat hingga ketua umum partai politik.
Agus menyampaikan hal ini dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/9).
Dia juga menyebut bahwa salah satu pelaku perundungan mengaku orangtuanya merupakan ketua partai politik dengan inisial A.
