BAIC Indonesia resmi menghentikan impor BJ40 Plus dari China dan mulai merakitnya secara lokal. Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk memperkuat posisinya di pasar otomotif Indonesia. Chief Operating Officer BAIC Indonesia, Dhani Yahya, menyatakan keputusan ini sebagai kelanjutan dari peluncuran perdana model BJ40 Plus di ajang GIIAS 2023.
BAIC akan memasarkan model BJ40 Plus versi rakitan Indonesia secara penuh tanpa lagi mengimpor unit utuh dari China. Meskipun begitu, untuk pesanan yang masuk sebelumnya, sebagian unit masih dalam bentuk Completely Built Up (CBU) dan akan melalui masa transisi hingga seluruh distribusi beralih ke versi Completely Knocked Down (CKD).
Perbedaan paling mencolok antara versi CBU dan CKD terletak pada harga, dimana versi CKD diklaim lebih murah hampir Rp100 juta dibandingkan versi impor. Namun, Dhani menegaskan bahwa selisih harga ini bukan disebabkan oleh penurunan kualitas kendaraan, melainkan akibat perbedaan struktur pajak antara CBU dan CKD.
BAIC Indonesia juga berkomitmen untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) secara bertahap dengan target mencapai 40 persen dalam satu hingga dua tahun. Jika target tersebut tercapai, Indonesia berpotensi menjadi pusat produksi dan ekspor BJ40 Plus untuk kawasan Asia Tenggara, mengungguli Malaysia dan Thailand yang juga sedang mengembangkan produksi model ini.
Dengan seremoni peluncuran CKD secara resmi, Indonesia berharap dapat menjadi pusat produksi kendaraan ini di kawasan ASEAN. Perakitan lokal memberikan keuntungan fiskal yang signifikan tanpa mengorbankan kualitas atau fitur kendaraan, menjadikan Indonesia sebagai pilihan yang menarik bagi BAIC dalam mengembangkan pasar otomotifnya.