LG Energy Solution telah memutuskan untuk membatalkan investasinya di Indonesia dengan total 11 triliun won, atau sekitar Rp130,2 triliun, untuk membangun rantai pasok baterai kendaraan listrik. Keputusan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kebijakan yang memungkinkan mobil listrik China impor dapat dijual dengan harga lebih murah di pasar. Meskipun demikian, kerjasama antara LG Energy Solution dan Hyundai Motor Group tetap berjalan.
Konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX Internasional Corp, serta beberapa mitra lainnya telah resmi menarik rencana investasinya dari Indonesia. Meskipun Menteri Investasi dan Hilirisasi menyatakan bahwa bukan LG Energy Solution yang membatalkan investasinya, melainkan pemerintah yang mengeluarkannya karena ketidakpastian. Namun, kerjasama antara Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power tetap berjalan, dengan pabrik baterai di Karawang, Jawa Barat tetap beroperasi.
Meskipun investasi besar LG Energy Solution di Indonesia dibatalkan, pabrik baterai di Karawang terus berproduksi dengan normal. Pabrik ini memproduksi cell baterai lithium-ion dengan bahan baku NMC (nikel, mangan, kobalt) sebelum dikirim ke PT Hyundai Energy Indonesia untuk digunakan dalam Kona Electric. Meskipun demikian, Hyundai dan LG masih memiliki kepemilikan saham yang sama, yaitu 50 persen.
Pabrik tersebut memproduksi sekitar 120 ribu cell baterai per hari, yang disesuaikan dengan permintaan pasar, baik untuk ekspor maupun pasar domestik. Data menunjukkan bahwa sebagian besar cell baterai diekspor, dengan Hyundai memiliki 27 persen dan KIA memiliki 71 persen. Meskipun demikian, hanya dua persen dari produksi tersebut digunakan untuk pasar domestik. Each Kona Electric membutuhkan 216 cell baterai yang terdiri dari 27 modul.