Pada Kamis, 8 Mei 2025, terjadi kecelakaan maut melibatkan sebuah bus milik PO Antar Lintas Sumatera (ALS) dengan nomor polisi B 7512 FGA di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Bus tersebut membawa 35 penumpang dan akhirnya terguling akibat kehilangan kendali dengan roda kanan di atas. Sebanyak 12 penumpang meninggal dunia dan 23 lainnya mengalami luka-luka karena rem blong yang menjadi penyebab utama kecelakaan. Kecelakaan tragis ini yang melibatkan angkutan umum, khususnya bus antarkota, menambah panjang daftar insiden serupa yang terjadi.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, menyatakan bahwa penyebab utama kecelakaan bukan hanya kondisi jalan, tetapi juga kesiapan kendaraan dan pengemudi. Djoko menyoroti rendahnya kecakapan pengemudi dan buruknya kondisi tempat istirahat, waktu kerja, serta regulasi yang melindungi mereka. Menurutnya, data dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menunjukkan bahwa kegagalan sistem pengereman dan kelelahan pengemudi menjadi faktor dominan dalam kecelakaan bus.
Djoko menekankan pentingnya kepribadian dan kompetensi pengemudi, seperti keterampilan, pengetahuan, dan sikap, dalam melayani penumpang dengan keselamatan sebagai prioritas utama. Ia juga menyoroti lemahnya perhatian pemerintah terhadap keselamatan transportasi, terutama dalam pemangkasan anggaran keselamatan yang berdampak pada peningkatan risiko kecelakaan. Djoko mengingatkan agar program keselamatan di Kementerian Perhubungan tidak dipangkas demi keselamatan penumpang dan pengemudi yang menggunakan angkutan umum.
