Gaya komunikasi pemerintahan Prabowo Subianto dinilai telah mengalami perbaikan dalam menjalankan komunikasi publik, terutama dalam merespons isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan oleh publik. Hal ini terlihat dari penanganan insiden pemadaman listrik di Bali pada Jumat, 2 Mei 2025, dimana Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi memberikan pernyataan yang tepat sebagai juru bicara Presiden. Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga, Suko, menilai bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Prabowo dalam menyampaikan informasi secara cepat dan transparan sebagai langkah maju dalam komunikasi publik. Dengan adanya video percakapan langsung antara Prasetyo Hadi dengan Dirut PLN, hal ini dinilai memberikan kesan bahwa negara hadir dan responsif terhadap kebutuhan informasi publik.
Menurut Suko, respons cepat dan visual yang diberikan oleh pemerintah ini menunjukkan kehadiran negara di tengah krisis dan memberikan penjelasan langsung kepada publik tanpa menyisakan spekulasi. Dia juga menekankan pentingnya komunikasi publik yang transparan, cepat, dan terkoordinasi dalam menjawab kebutuhan informasi masyarakat di era digital ini. Suko juga menyoroti peran Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Angga Raka Prabowo, dalam membawa sesi wawancara Presiden Prabowo dengan sejumlah jurnalis senior beberapa waktu lalu. Hal ini menunjukkan kerjasama antar-lembaga dalam hal komunikasi yang terarah dan bertanggung jawab.
Selain itu, Suko juga menekankan bahwa pola komunikasi publik yang dijalankan pemerintah seharusnya tidak hanya muncul saat terjadi krisis, tetapi harus menjadi standar baru dalam berkomunikasi dengan publik. Pemerintah diharapkan tidak hanya efisien dalam bekerja, tetapi juga mampu menjelaskan dengan jujur dan manusiawi mengenai tindakan yang diambil dan alasan di baliknya. Dengan demikian, gaya komunikasi yang terbuka dan menghormati hak publik atas informasi diharapkan menjadi salah satu ciri khas pemerintahan yang baik dan responsif.
