Bela diri militer merupakan keterampilan penting bagi pasukan khusus dalam menjaga disiplin, kesiapsiagaan, dan kemampuan bertahan hidup dalam situasi ekstrem. Di Indonesia, pasukan elite seperti KOPASSUS, TNI, dan POLRI menggunakan berbagai jenis bela diri militer untuk meningkatkan efektivitas operasional. Mulai dari teknik tangan kosong hingga senjata, setiap jenis bela diri memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda dalam pertempuran atau situasi darurat. Mengetahui berbagai macam bela diri militer ini membuka wawasan tentang strategi pertahanan dan teknik yang digunakan oleh pasukan terbaik di Indonesia. Beberapa contoh bela diri andalan yang diajarkan kepada anggota KOPASSUS, TNI, dan POLRI antara lain Yong Moo Do, Merpati Putih, Kung Fu, Tarung Derajat, dan Karate.
Yong Moo Do merupakan gabungan teknik dari Judo, Taekwondo, Aikido, Ssirum, dan Hon Sin Sul yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1995 oleh The Martial Research Institute dari Yong In University di Korea. Bela diri ini menjadi wajib diajarkan kepada TNI Angkatan Darat sejak tahun 2008 dan sering diperlihatkan dalam acara peringatan HUT TNI. Merpati Putih, atau MP, adalah seni bela diri silat asli Indonesia yang mengajarkan teknik pertempuran tanpa senjata dan telah diajarkan kepada berbagai kalangan termasuk pasukan elit seperti Marinir, Kopaska, Paskhas, dan Brimob.
Kung Fu, yang berasal dari Tiongkok dan awalnya diajarkan kepada para biksu di Kuil Shaolin, kini dipelajari oleh pasukan TNI terutama Kopassus. Tarung Derajat, yang dikenal sebagai boxing khas Indonesia, diciptakan oleh Ahmad Drajat asal Bandung pada tahun 1972 dan sekarang telah diadopsi oleh kalangan militer dan polisi di Indonesia. Sedangkan Karate banyak digunakan karena filosofi hidupnya sejalan dengan nilai-nilai dalam kesatuan TNI. Bela diri ini dianggap mampu meningkatkan kekuatan fisik dan mental, sesuai dengan ajarannya. Dalam TNI, ada anggota Kopassus yang terkenal sebagai guru silat, Haji Umar, yang sering bertanding melawan ahli karate dari Jepang.