Algoritma Instagram telah mengalami perubahan signifikan pada tahun 2025. Dulu, hasilkan feed Instagram yang menarik dan rapi adalah kunci utama, namun sekarang, fokus telah beralih ke Story dan interaksi dengan pengguna. Banyak pengguna yang mengalami tantangan dalam meraih engagement meskipun sudah berusaha keras dalam membuat konten yang menarik. Hal ini disebabkan oleh perubahan dalam algoritma Instagram yang sekarang lebih memprioritaskan kehadiran dan interaksi secara langsung dengan audiens.
Sekarang, Instagram mengarahkan perhatiannya pada Story dan fitur pendek lainnya. Algoritma semakin memperhatikan interaksi melalui Direct Message (DM) dan respon terhadap Story. Selain itu, Instagram juga lebih memperhatikan berapa lama orang menonton Story atau Reels dan aktivitas nyata seperti menyimpan, membagikan, dan mengomentari konten, bukan hanya sekadar memberikan like.
Feed Instagram masih penting untuk memperkuat citra brand, namun sekarang lebih berfungsi sebagai etalase daripada tempat utama untuk menarik perhatian. Mengapa feed Instagram mungkin sudah mulai sepi? Salah satunya adalah karena kepadatan kompetisi yang tinggi. Setiap hari, ribuan akun mengunggah konten serupa sehingga konten feed mudah tenggelam. Selain itu, pola konsumsi pengguna juga menjadi faktor penentu, di mana pengguna lebih suka melihat Story dan Reels daripada feed panjang dengan caption berat.
Untuk tetap relevan di Instagram tahun 2025, penting untuk memahami peran masing-masing fitur. Story dapat digunakan untuk membangun awareness secara ringan dan cepat, sementara feed digunakan untuk memperkuat brand dan memberikan nilai tambah dalam bentuk konten yang lebih abadi. Kombinasi keduanya dapat saling melengkapi untuk meningkatkan engagement.
Beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menghadapi algoritma Instagram yang baru termasuk posting Story setiap hari, membuat feed sebagai etalase jawaban bagi audiens, mendorong interaksi ringan melalui fitur-fitur seperti polling dan emoji slider, membuka jalur komunikasi melalui DM, dan menggali data lebih dalam untuk memahami interaksi pengguna dengan konten. Pada akhirnya, yang paling penting adalah membangun hubungan yang nyata dengan audiens, bukan sekadar meraih jumlah likes yang tinggi.