Pabrikan Jepang seperti Honda dan Yamaha dikenal lebih berani bayar tinggi pembalap MotoGP daripada merek Eropa seperti KTM, Aprilia, dan Ducati. Hal ini membuat pembalap seperti Marc Marquez dan Valentino Rossi merasa nyaman bekerja bersama mereka. Marc Marquez, misalnya, rela meninggalkan Repsol Honda untuk bergabung dengan tim satelit Ducati, Gresini Racing, demi meraih cita-citanya meski harus melupakan pemasukan besar yang biasa dia terima. Marc Marquez, yang pernah meraih gelar juara dunia MotoGP enam kali bersama Honda, menjadi pembalap dengan gaji tertinggi di MotoGP. Pada 2022, bayaran Marquez mencapai 16 juta dollar per tahun, naik dari 12 juta dollar pada 2021.
Namun, ketika Marquez berencana pindah ke Gresini Racing dengan bayaran lebih rendah, Honda menawarkan kontrak baru dengan bayaran fantastis, yaitu 100 juta Euro selama empat tahun. Meski angka tersebut jauh lebih tinggi dari bayaran Ducati, Marquez harus mempertimbangkan keputusannya untuk mencapai tujuannya dalam balapan MotoGP. Ducati juga terkejut dengan besarnya bayaran Marquez di Honda dan menyatakan bahwa uang seharusnya bukan menjadi fokus utama bagi pembalap yang ingin menang. Pembalap lain yang juga mendapatkan bayaran tinggi adalah Fabio Quartararo di Monster Energy Yamaha setelah Marquez meninggalkan Honda. Quartararo mendapatkan 12 juta euro per musim, menunjukkan bahwa pabrikan Jepang memang memberikan bayaran tinggi kepada pembalap mereka.
