Warga Blora, Jawa Tengah, berunjuk rasa terkait jalan rusak yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Jiken, memperlihatkan kesal terhadap kondisi infrastruktur yang tak kunjung diperbaiki. Lubang besar, jalanan berlumpur, dan aspal yang rusak menjadi pemandangan sehari-hari, menghambat aktivitas ekonomi dan distribusi hasil pertanian. Aksi protes warga meluap pada Rabu (2/4/2025), ketika mereka menanam pohon pisang sebagai bentuk kekecewaan terhadap janji-janji yang tidak ditepati oleh pemerintah.
Warga mengekspresikan kekecewaan mereka melalui tindakan aksi unik dan sarkastik. Dengan bantuan spanduk dan sindiran tajam, mereka mengkritik pemerintah daerah atas keterlambatan perbaikan jalan rusak yang telah berlangsung lama. Dampak dari kerusakan jalan ini sangat luas, mengganggu aktivitas harian warga, mulai dari anak sekolah hingga petani yang kesulitan mengangkut hasil panen.
Meskipun sudah banyak janji dari pemerintah, warga belum melihat tindakan nyata pembangunan jalan. Tanaman pisang yang ditanam sebagai bentuk protes diharapkan dapat menggugah kesadaran pemerintah Kabupaten Blora untuk merespons keluhan warga secara serius. Warga hanya menginginkan hak dasar mereka: akses jalan yang baik untuk meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi mereka. Peran pemerintah dalam merespon tuntutan warga akan menjadi penentu apakah jalan rusak ini akan tetap menjadi persoalan ataukah akan segera diperbaiki untuk kebaikan bersama.