Di dunia penerbangan, beberapa bandara memiliki tantangan unik dengan medan yang ekstrem baik bagi pilot maupun penumpang. Dari landasan pacu yang berbatasan langsung dengan pantai hingga bandara yang beroperasi di ketinggian yang luar biasa, inilah tujuh bandara paling ekstrem di dunia.
Salah satu bandara paling terkenal adalah Princess Juliana International Airport di Pulau St. Maarten. Bandara ini terkenal karena lokasinya yang sangat dekat dengan Pantai Maho, dengan landasan pacu hanya sepanjang 2.300 meter. Hal ini membuat pesawat harus terbang sangat rendah di atas pantai sebelum mencapai landasan, menjadi tantangan tersendiri bagi pilot.
Bandara St. Helena Airport di Pulau St. Helena juga merupakan salah satu bandara paling ekstrem. Sebelum dibangun, akses ke pulau ini hanya bisa melalui perjalanan laut selama lima hingga enam hari dari Afrika Selatan. Meskipun beroperasi sejak 2016, cuaca ekstrem dan angin kencang membuat pendaratan di sini sangat menantang, memerlukan pilot dengan pelatihan khusus.
Di Skotlandia, terdapat Barra Airport, satu-satunya bandara di dunia yang menggunakan pantai sebagai landasan pacu. Terletak di Pulau Barra, landasan ini hanya bisa digunakan saat air laut surut, dengan cuaca yang sering berubah menjadi tantangan tambahan bagi pilot.
Gibraltar International Airport di Gibraltar juga menawarkan tantangan unik dengan adanya jalan raya utama yang melintasi landasan pacu. Setiap kali pesawat lepas landas atau mendarat, jalan raya harus ditutup sementara. Tambahan lagi, angin kencang dari Selat Gibraltar mempersulit manuver pesawat.
Tenzing-Hillary Airport di Lukla, Nepal, terkenal sebagai salah satu bandara paling berbahaya di dunia. Dengan landasan pacu hanya 527 meter dan dikelilingi oleh pegunungan tinggi, pilot harus memiliki keterampilan luar biasa untuk mendarat dengan aman di sini.
Ice Runway di McMurdo Station, Antartika, merupakan bandara ekstrem lainnya yang menggunakan lapisan es sebagai landasan pacu. Hanya pesawat tertentu seperti Lockheed C-130 Hercules yang dapat mendarat di sini, karena suhu rendah dan cuaca ekstrem.
Terakhir, Paro International Airport di Bhutan dikelilingi oleh pegunungan Himalaya dengan ketinggian mencapai 5.500 meter. Hanya ada sedikit pilot di dunia yang memiliki sertifikasi untuk mendarat di bandara ini, karena pendaratan harus dilakukan secara manual tanpa radar.
Kesemua bandara ini menunjukkan bagaimana tantangan penerbangan tidak hanya datang dari teknologi, tetapi juga dari faktor alam. Pilot di bandara-bandara ini harus memiliki keterampilan tinggi dan pengalaman luar biasa untuk memastikan keselamatan penerbangan. Bagi penumpang, pengalaman mendarat atau lepas landas di bandara ini pasti tidak akan terlupakan!