Husni Thamrin, seorang warga Kelurahan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengungkapkan rasa kecewanya terhadap Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jember. Ia merasa ‘diprank’ oleh Bawaslu Jember karena undangan klarifikasi yang dia terima tidak direspon dengan baik.
Menurut Thamrin, meskipun dia datang tepat waktu sesuai undangan, tidak ada satupun pimpinan Bawaslu yang menemuinya. Ia bahkan harus menunggu hampir satu jam tanpa hasil.
Thamrin juga mengkritik lambatnya respon dari Bawaslu dalam menangani kasus-kasus seperti ini. Menurutnya, proses laporan hingga ditindaklanjuti memakan waktu yang cukup lama, sehingga memungkinkan terlapor untuk menghilangkan barang bukti.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Jember, Sanda Aditya Pradana membantah tuduhan ‘prank’ tersebut. Menurutnya, hal ini terjadi karena jumlah pimpinan Bawaslu yang terbatas dan sedang sibuk dengan tugas lain.
Meskipun demikian, Thamrin tetap merasa bahwa penanganan Bawaslu terhadap kasus seperti ini tidak serius. Ia berharap agar proses hukum dapat berjalan lebih efisien dan transparan.
Artikel ini disusun oleh Magang dan disunting oleh Imam Hairon.
