Senin, 30 September 2024 – 20:28 WIB
Jakarta, VIVA – Calon gubernur (cagub) Jakarta nomor urut 01, Ridwan Kamil (RK) angkat bicara soal adanya serangan dari netizen di platform media sosial X yang menyebut dirinya meraih simpati publik lewat kematian anaknya, yakni Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril.
Baca Juga :
Soal Persiapan Debat, RK: Saya dan Pak Suswono Sudah Latihan, Ada Briefnya
RK mengatakan semua orang boleh membully dirinya termasuk soal program-program yang ditawarkan saat maju di Pilkada Jakarta. Namun, dia meminta agar bullyan tersebut tidak mengarah ke keluarganya.
“Gini deh, bahasanya gini, boleh ngebully saya sesuka hati, boleh. Programnya kuliti, tidak setuju, itu boleh. Tapi, jangan keurusan keluarga, sudah itu aja. Apalagi anak saya dengan situasi ini,” kata RK kepada wartawan di Kantor DPD Partai Golkar, Jakarta Pusat, Senin, 30 September 2024.
Baca Juga :
Janji Meki Fritz Nawipa Jika Pimpin Papua Tengah, Percepat Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
“Tolong bayangkan jadi saya, kira-kira begitu,” sambungnya.
Baca Juga :
Tim Hukum Kaji Tudingan Netizen Sebut Ridwan Kamil Manfaatkan Kematian Anak Raup Simpati Publik
Eks gubernur Jawa Barat itu bahkan mengatakan tak keberatan mengorbankan seluruh pencapaiannya agar mendiang Eril bisa kembali hidup. Namun, sayangnya hal tersebut tak bisa terjadi.
“Saya itu kalau mau jujur ya, mau mengorbankan semua pencapaian saya buat nuker, kalau boleh, tapi kan enggak bisa. Jadi saya, amit-amit dan tidak mungkin lah melakukan apa yang disampaikan itu,” tuturnya.
“Saya mohon, silakan kritikkan demokrasi, tapi jangan ke bab itu lah, itu terlalu, maaf ya,” pungkas RK.
Diketahui, platform media sosial X atas nama akun @denismalhotra menyebut “Iya, percaya. Jangankan mengolah sampah jadi batako, mengolah momen kematian anak sendiri sebagi panggung untuk meraup simpati publik saja kamu bisa kok”.
Cuitan tersebut langsung direspons oleh akun instagaram ridwankamil yang mengatakan “sebuah fitnah yang tidak pernah akan bisa kami terima. Semoga Allah memberikan rizki dan hidayah yang berlimpah kepada yang bersangkutan”.
Halaman Selanjutnya
“Saya mohon, silakan kritikkan demokrasi, tapi jangan ke bab itu lah, itu terlalu, maaf ya,” pungkas RK.