Sabtu, 28 September 2024 – 22:18 WIB
Nusa Tenggara Barat, VIVA – PT Pertamina Lubricants sebagai produsen oli di Indonesia diketahui sudah menjajakan diri di kawasan Asia Pasifik, yang terdiri dari berbagai negara.
Baca Juga: Pertamina Enduro VR46 Siap Beraksi dengan Livery Khas Indonesia
Adapun negara-negara tersebut mencakup Singapura, Thailand, Afrika Selatan, Nepal, Australia, China, dan masih banyak lainnya. Terbaru, PT Pertamina Lubricants tak hanya ingin berfokus pada wilayah Asia Pasifik, namun juga ingin menyasar konsumen di Eropa.
Mengingat saat ini, PT Pertamina Lubricants sedang menjalin kerja sama dengan tim balap asal Eropa, VR46 Racing Team.
Baca Juga: Pertamina Lubricants Sediakan Ruang Interaksi untuk Pencinta Otomotif
Nugroho Setyo Utomo selaku VP Marketing PT Pertamina Lubricants mengungkapkan bahwa kerja sama dengan tim balap ini juga menargetkan agar produk olinya bisa dikenal di pasar Eropa.
Paddock Pertamina Enduro VR46 di Sirkuit Mandalika
Baca Juga: Terpopuler: Kejutan Tim Pertamina Enduro VR46, Bengkel Spesialis Mercy
“Kemarin salah satu pelaku industri otomotif dunia datang ke acara kami minggu lalu, Enduro Fastron Lounge. Ia bilang sekarang Pertamina dilihat sangat seksi di Eropa karena adanya partnership dengan tim balap VR46 dan Lamborghini Squadra Corse,” ujarnya dikutip VIVA di Sirkuit Mandalika, Lombok.
Ia menambahkan, “Kalau VR46 kan baru-baru ini kerjasamanya, tapi kalau dengan Lamborghini Squadra Corse sudah hampir 10 tahun,”
Menurutnya, kerja sama dengan pihak Eropa ini tentu saja meningkatkan ekspor produk oli.
“Pasti (meningkatkan ekspor). Kami mulai kembangkan ekspor dar 2011 ke beberapa negara, Australia ada representatif, mostly sih di Asia Pasifik, Singapura kita punya, Asia Selatan, Nepal, Bangladesh kita juga punya,” jelas Nugroho.
Untuk diketahui, Pertamina Lubricants sendiri menganggap pasar pelumas Eropa menjanjikan lantaran di sana nilai pasad pelumas dan aditif bahan bakar, yang mencapai sekitar 4,2 miliar dolar AS pada tahun 2023 dan diprediksi terus tumbuh hingga di kisaran 5,5 miliar dolar AS pada 2031, berdasarkan hasil survei Statista.
