Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan bahwa potensi ekonomi syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2030 diperkirakan mencapai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 155,33 triliun. Sektor ini diharapkan dapat menopang hampir 23% dari ekonomi nasional. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wapres dalam acara International Seminar ‘The Sharia Economy and Finance’ yang diselenggarakan di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, pada Selasa (3/9/2024).
Meskipun demikian, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, seperti rendahnya tingkat literasi dan pemahaman masyarakat, kerangka regulasi yang belum kuat, serta kurangnya insentif bagi pelaku usaha keuangan syariah. Meskipun demikian, potensi keuangan syariah tetap besar, dengan contoh potensi zakat mencapai Rp 270 triliun dan wakaf mencapai Rp 180 triliun.
Untuk meningkatkan potensi ekonomi dan keuangan syariah, Wapres mendorong tiga langkah. Pertama, peningkatan kualitas riset dan pengembangan SDM di bidang ekonomi syariah. Kedua, kerja sama dan kolaborasi dengan banyak pihak. Dan terakhir, peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah.
Saai ini, ekonomi dan keuangan syariah Indonesia berada di peringkat ketiga di dunia, naik dari peringkat sebelumnya yaitu peringkat 10. Pertumbuhan sektor unggulan rantai nilai halal sebesar 3,93% menjadi salah satu faktor positif yang mendukung kinerja ekonomi syariah. Wapres berharap agar pencapaian ini dapat terus ditingkatkan pada masa pemerintahan yang akan datang.
