Senin, 19 Agustus 2024 – 21:50 WIB
Belakangan ini, Jakarta lebih panas, begitu juga beberapa daerah penyangga lainnya. Menurut keterangan dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), panas yang menyengat ini disebabkan karena memasuki puncak musim kemarau.
Dijelaskan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, pada 17 Agustus, suhu panas tertinggi mencapai 35,6 derajat Celsius di Stasiun Meteorologi Kertajati. Selain itu, suhu panas juga dirasakan di Semarang sebesar 35,2 derajat, Palu 35 derajat, dan Kalimantan Barat 34,9 derajat.
Peralihan dari musim hujan menuju kemarau tidak hanya dirasakan oleh pengguna motor atau pejalan kaki di luar ruangan, namun juga pengendara mobil. Terutama bagi mobil yang diparkir di luar ruangan atau di bawah terik matahari. Ketika masuk ke dalam kabin, udara panas yang meresap sangat terasa, dan AC memerlukan waktu untuk mendinginkan mobil.
Setiap mobil umumnya sudah dilengkapi dengan kaca film, yang dianggap dapat mereduksi panas, namun tidak semua kaca film berfungsi maksimal. Seiring penggunaan, kualitas kaca film juga menurun. Maka, dalam mobil tetap terasa panas atau tidak seperti biasanya. Kapan saat yang tepat untuk mengganti kaca film agar tetap memberikan kenyamanan?
“Umumnya kaca film harus diganti ketika warnanya sudah memudar, artinya kualitasnya sudah turun dari saat awal pemasangan,” ujar Marketing & Promotion Manager Wincos Indonesia, Siswanto. Ia juga menjelaskan bahwa tanda lain kaca film perlu diganti adalah ketika fungsinya sebagai penahan sinar matahari menurun.
Biasanya, kaca film bisa awet selama tiga hingga lima tahun tergantung kualitasnya. Adapun kebiasaan buruk pengguna mobil yang dapat memperpendek usia kaca film adalah parkir di luar ruangan tanpa pelindung. Sehingga langsung terpapar perubahan cuaca dan sinar matahari.
Siswanto juga menjelaskan bahwa tidak semua kaca film yang sudah berumur langsung menunjukkan penurunan kualitas secara drastis dan memiliki tanda-tanda yang sama.
