Danti Dwi Fitriadita, Perawat Teladan dari Tuban: Berprestasi Tingkat Nasional, Bermodal Taphe Ketan
Irqam – 05 Agustus 2024 | 23:08 – Dibaca 915 kali
Danti Dwi Fitriadita (kanan) didampingi Direktur RSUD Koesma Tuban Moh. Masyhudi (kiri) menerima penghargaan sebagai Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Teladan serta Kader Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2024 dari Kemenkes. (Foto: Istimewa)
Menjadi inovator bukan kebetulan, melainkan melalui proses panjang. Seperti Danti Dwi Fitriadita (30), saat membuat Tali AV Shunt Pasien Hemodialisis yang Keren dan Tangguh (Taphe Ketan) banyak rintangan menghadang. Namun, perempuan asal Kelurahan Mondokan ini tak menyerah. Inovasinya tersebut berbuah prestasi.
Danti adalah tenaga medis atau perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koesma Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Namanya kini mengharumkan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban di tingkat nasional.
Ia menerima penghargaan sebagai Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Teladan serta Kader Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2024. Taphe Ketan, karyanya, menjadi inovasi yang diapresiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Apresiasi itu akan diberikan Danti pada puncak penganugrahan penghargaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Teladan serta Kader Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2024 yang berlangsung Swissotel Jakarta PIK Avenue pada 12-17 Agustus.
“Alhamdulillah karya Taphe Ketan ini mendapat apresiasi dari Kemenkes. Tentu ini berkat dukungan direktur, mentor dan teman-teman semua di RSUD,” kata Danti sambil senyum merekah sumringah kepada wartawan, Senin (5/08/2024).
Taphe Ketan ini telah dikembangkan Danti sejak tahun 2022 lalu, untuk pasien hemodialisis atau cuci darah di RSUD dr. Koesma Tuban, hingga mengantarkannya mendapat apresiasi sebagai perawat teladan dari Kemenkes.
Dita menuturkan, dalam memproduksi Taphe Ketan dilakukan secara gotong royong. Mentor dan rekan sejawatnya di unit pelayanan kesehatan cuci darah, iuran untuk biaya produksi alat jadi satu-satunya yang ada di Tuban ini.
Sementara, tali bagi pasien hemodialisis ini memiliki dua tipe, yakni tipe A untuk lengan kecil dan tipe untuk lengan besar. Taphe Ketan ini mampu memberikan kenyamanan dan praktis bagi pasien serta mengurangi tingkat kebocoran dibandingkan dengan tali yang konvensional.
“Taphe Ketan ini lebih praktis, murah, mudah dibersihkan sehingga dapat dipakai berulang kali, berbeda dengan tali yang panjang sebelumnya yang hanya dapat dipakai sekali dan harus dibeli lagi,” terang alumni SMA Negeri 1 Tuban Tahun 2009 ini.
Perempuan yang juga alumni D3 Poltekes Negeri Surabaya tahun 2012 ini sangat bersyukur bahwa inovasinya mendapat penghargaan. Ia berharap Taphe Ketan bisa meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya di unit cuci darah di RSUD Koesma Tuban.
Sementara, Direktur RSUD dr. Koesma Tuban menyampaikan rasa bangga atas pencapaian Danti sebagai perawat teladan. Ia mengatakan akan terus memberikan dukungan kepada karyawan yang memiliki inovasi dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan.
Masyhudi mengapresiasi kerja keras Danti beserta tim yang ada di unit pelayanan kesehatan cuci darah dalam menciptakan inovasi berupa Taphe Ketan.
“Alhamdulilah beliau (Danti, Red) masuk nominasi mendapat penghargaan dari Kemenkes. Saya sebagai direktur akan mensuport sepenuhnya karyawan yang memiliki inovasi sangat baik,” ucap Masyhudi.
Inovasi Danti itu, kata Masyhudi, telah melalui proses panjang tidak secara kebetulan. Taphe Ketan menjadi salah satu inovasi yang masuk nominasi lima besar dalam lomba karya inovatif di internal RSUD dr. Koesma Tuban tahun 2023.
Kemudian inovasi dari Danti tersebut dikirim ke nasional untuk mengikuti lomba di Kemenkes. Hasilnya, karya itu lolos seleksi dalam kategori Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Teladan serta Kader Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2024.
“Hasil inovasi mbak Danti menunjukkan bahwa masyarakat merasa lebih nyaman, dan tingkat kebocoran tindakan terkait hemodialisa dapat ditekan,” katanya.
Masyhudi menambahkan, saat ini Taphe Ketan diberikan kepada pasien hemodialisis di RSUD secara gratis. Jika diperlukan, kedepannya akan diproduksi lebih banyak dan diharapkan juga di contoh oleh rumah sakit di Jawa Timur hingga nasional.
Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta: Irqam
Editor: Mahrus Sholih