Kasus kekerasan yang melibatkan Ismail Tanjung, seorang sopir travel dan calon anggota legislatif (caleg) terpilih di Siborong-borong, Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara, menuai sorotan. Polisi hanya menahan sopir travel sebagai tersangka, sementara caleg terpilih dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih berada dalam keadaan bebas.
Apul M Marito Lumban Batu, rekan Ismail Tanjung, mengklaim bahwa mereka memiliki bukti baru yang menunjukkan bahwa pelaku kekerasan sebenarnya adalah caleg tersebut. Teman Ismail adalah korban dalam kejadian tersebut. Meskipun demikian, polisi justru menahan korban dan membiarkan pelaku bebas.
Menurut Apul, pihak travel tempat Ismail bekerja telah mencoba untuk berdamai dengan caleg terpilih tersebut, namun tidak mendapatkan respons yang memuaskan. Mereka sudah melakukan upaya damai dengan mendatangi caleg tersebut sebanyak empat kali, namun tidak ada kejelasan dari pihak caleg.
Apul juga mengungkapkan bahwa Polsek Siborong-borong diduga mendapat intervensi dari oknum politisi dalam penanganan kasus ini. Ismail ditahan tanpa pemberitahuan kepada keluarganya selama 10 hari, karena desakan dari pihak tertentu.
Pada 31 Juli 2024, Apul resmi melaporkan balik para pelaku pemukulan yang diduga dikomandani oleh caleg terpilih. Mereka dilaporkan atas dugaan tindak pidana pengeroyokan sesuai Pasal 170 KUHP. Terlapor dalam kasus ini adalah Sahala Lumban Toruan dan lainnya.
Hingga saat ini, Kapolsek Siborong-borong belum memberikan respons terkait kasus ini. Sekretaris PKB Taput, Dompak Hutasoit, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi internal dan memberikan arahan agar yang bersangkutan menempuh jalur perdamaian.
Dompak juga mengakui bahwa pelaku kekerasan tersebut adalah kader PKB dan caleg terpilih tahun 2024. Dia menjelaskan bahwa sudah ada upaya perdamaian yang dilakukan secara internal di partai.
