update berita tentang prabowo subianto humanis,berani dan tegas
Berita  

Investigasi tentang Kebun Karet yang Terkontaminasi Limbah, Pertamina dan KSO Formasi Sumatera Energi Terlibat dalam Perseteruan

Redaksi – 01 August 2024 | 19:08 – Dibaca 704 kali

Peninjauan kebun karet warga yang tercemar limbah minyak di Desa Tambang Rambang, Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, OGAN ILIR – Tim dari PT Pertamina Zona 4 Field Prabumulih bersama KSO Formasi Sumatera Energi hari ini, meninjau lokasi kebun karet warga yang tercemar limbah minyak di Desa Tambang Rambang, Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Lokasi tersebut berada di sebelah sumur TTT#21, yang merupakan sumur milik Pertamina dalam wilayah kerja KSO Formasi Sumatera Energi. Namun, kedua perusahaan itu terkesan saling lempar handuk. Sebenarnya siapa yang harus bertanggung jawab?

Dalam peninjauan tersebut, tim yang terdiri dari MKL, humas, dan HSE, masing-masing perusahaan memeriksa limbah yang masuk ke kebun warga. Pihak HSE Pertamina mengonfirmasi bahwa limbah tersebut adalah limbah, namun jenisnya masih belum diketahui dan memerlukan uji laboratorium untuk kejelasan lebih lanjut.

“Memang benar ini limbah, tapi kita tidak tahu jenis limbah apa ini. Maka dari itu, perlu diadakan uji lab agar jelas limbah itu dari mana datangnya,” jelas Helmi, perwakilan HSE Pertamina, Kamis (1/8/2024).

Helmi juga menegaskan, masalah ini merupakan tanggung jawab KSO Formasi Sumatera Energi, mengingat limbah tersebut berada dalam wilayah kerja mereka.

“Kami datang hari ini ke lokasi limbah hanya untuk memastikan apakah benar ini limbah minyak yang disebabkan oleh sumur minyak Pertamina,” tambahnya.

Di sisi lain, M. Nur Yuta dari HSE KSO Formasi Sumatera Energi menyatakan, pihaknya sudah menyurati Pertamina sejak April 2024 terkait limbah ini, namun baru sekarang ada tanggapan.

“Kami ingin mengetahui limbah itu sewaktu masa siapa yang beroperasi, karena limbah tersebut sudah menahun, tapi baru ketahuan saat ini,” tegas M. Nur.

Akibat dari saling tuding dan tidak ada yang mengakui tanggung jawab atas limbah tersebut, warga Desa Tambang Rambang menjadi korban. Kebun karet mereka yang merupakan sumber mata pencaharian banyak yang mati dan tidak bergetah lagi.

Bustomi, salah satu warga terdampak, berharap masalah ini segera diselesaikan. “Segeralah Pak untuk menyelesaikan masalah ini, jangan ditunda-tunda lagi. Kalau memang perlu melibatkan DLH atau SKK Migas, silakan,” ungkapnya, dengan nada kesal.

Bustomi menambahkan, jika tidak ada yang mengaku tanggung jawab, ia akan memperjuangkan haknya hingga aksi menutup operasional akses Pertamina dan KSO.

“Kalau memang tidak ada yang mau mengakui keberadaan limbah yang mencemari kebun karet saya, maka saya akan menyurati SKK Migas dan melakukan aksi demo,” tutupnya. (*)

Pewarta: Redaksi
Editor: Mahrus Sholih

Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Source link