Seorang pengamat politik Kabupaten Sumenep, Wildan Rosali, telah mengungkapkan sejumlah prediksi dinamika politik yang mungkin terjadi jika Achmad Fauzi Wongsojudo dan KH. Imam Hasyim memenangkan Pilkada 2024.
Pasangan Achmad Fauzi-Imam Hasyim telah menerima rekomendasi dari PDIP untuk maju dalam Pilkada 2024. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa pasangan tersebut mungkin akan menjadi calon tunggal.
Menurut Wildan, jika calon tunggal benar-benar terjadi, dinamika politik lokal dapat diamati melalui empat variabel. Pertama, kekuatan elite politik. Kedua, kekuatan modal dan biaya politik yang dapat membuat pesaing takut karena kurangnya modal. Ketiga, prestasi dari petahana, dalam hal ini Achmad Fauzi. Dan terakhir, kepercayaan publik berdasarkan survei-survei.
Wildan menegaskan bahwa jika keempat variabel tersebut lebih didominasi oleh nomor satu dan dua, potensi dinamika politik Sumenep akan dikuasai oleh elite politik dan pemilik modal. Namun, jika calon tunggal lebih karena prestasi, ini dianggap sebagai hal yang positif.
Wildan juga menyatakan bahwa jika survei elektabilitas Achmad Fauzi di atas 50 persen, maka Sumenep telah berhasil dibawah kepemimpinannya. Namun, jika survei elektabilitas masih di bawah 50 persen dan menjadi calon tunggal, Sumenep akan dikuasai oleh elite politik dan investor politik.
Dampak dari dominasi elite politik di Sumenep adalah pentingnya kebijakan dan kebaikan mereka dalam membangun daerah. Wildan menekankan bahwa demokrasi seharusnya dibangun berdasarkan suara dan aspirasi publik, bukan hanya kepentingan golongan.
Akhir dari cerita ini adalah penantian terhadap kebaikan dan kebijakan elite politik dalam membangun Sumenep dengan memperhatikan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.