Kurma adalah buah yang banyak dicari oleh masyarakat Indonesia saat bulan Ramadan. Selain memiliki banyak manfaat kesehatan, kurma juga memiliki posisi istimewa dalam agama Islam.
Buah ini sering disebut di dalam Al-Quran dan dianggap sebagai makanan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk berbuka puasa.
Salah satu kebiasaan Nabi Muhammad SAW adalah berbuka puasa dengan kurma dalam jumlah yang ganjil, yang bahkan dijadikan sebagai sunnah. Beliau biasanya makan tiga butir kurma saat berbuka puasa dan sebelum melaksanakan salat Idul Fitri.
Menurut hadis HR Bukhari dan Muslim, mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa di pagi hari dapat melindungi seseorang dari racun dan sihir sepanjang hari.
Meskipun dianjurkan untuk mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil, tidak berarti Nabi Muhammad SAW melarang makan kurma dalam jumlah genap. Beberapa penelitian medis menunjukkan bahwa konsumsi kurma dalam jumlah genap atau ganjil memberikan efek yang berbeda bagi tubuh.
Penelitian oleh Musthafa Mohamed Essa, Ph.D. menunjukkan bahwa kurma melindungi otak dari stres oksidatif dan peradangan. Buah kurma juga kaya serat makanan, fenolat total, dan antioksidan alami yang berguna dalam pengobatan penyakit Alzheimer.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kurma memiliki efek menguntungkan pada asam lemak jenuh dan stres oksidatif, yang berkaitan dengan penyakit jantung dan bisa mencegah aterogenesis yang bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular.
Dengan demikian, mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil dapat membantu tubuh mengubahnya menjadi karbohidrat, meningkatkan energi, dan memulihkan stamina.