Jakarta, CNBC Indonesia – Seluruh umat Muslim sedang menjalankan ibadah puasa saat ini. Mengutip buku “Puasa Bukan Hanya Saat Ramadhan” karya Ahmad Sarwat Lc, salah satu keutamaan membaca doa berbuka puasa adalah doa tersebut tidak akan ditolak. Menurut riwayat HR Tirmidzi, Rasulullah SAW telah bersabda bahwa bagi orang yang berpuasa ketika berbuka, ada doa yang tak akan ditolak.
Membaca doa berbuka puasa juga termasuk dalam adab sunah dalam puasa, menurut Maryam Kinanti N dalam bukunya yang berjudul Dahsyatnya 7 Puasa Wajib, Sunnah, dan Thibbun Nabawi.
Beberapa umat Muslim mungkin belum tahu cara yang benar membaca doa berbuka puasa ketika hendak membatalkan atau mengakhiri ibadah puasa di bulan Ramadan.
Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait waktu yang tepat untuk membaca doa berbuka puasa. Beberapa pendapat menyatakan bahwa doa tersebut dibaca setelah seseorang berbuka atau pertama kali membatalkan puasa dengan air, kurma, atau makanan lainnya. Pendapat tersebut didasarkan pada kata kerja dalam doa berbuka puasa yang berbentuk lampau.
Di sisi lain, sebagian ulama mengatakan bahwa doa berbuka puasa sebaiknya diucapkan sebelum berbuka puasa, sementara yang lain tidak menetapkan waktu khusus untuk membacanya.
Doa berikut ini merupakan doa yang biasa digunakan oleh umat Muslim:
“Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.”
Artinya: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Maha Pengasih.”
Selain itu, Rasulullah juga pernah membaca doa berikut ini ketika berbuka puasa:
“Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-allah.”
Artinya: “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah.”
Muslim juga dapat menggabungkan kedua doa berbuka puasa tersebut seperti yang tertuang dalam Kitab Hasyiyatul Bujairimi karya Sulaiman Bujairimi.