Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa ekonomi syariah terus berkembang di Indonesia. Namun, masih ada 3 masalah yang menghambat Indonesia dalam mencapai tujuannya sebagai pusat ekonomi syariah terbesar di dunia.
“Meskipun telah mencapai pencapaian tersebut, perjalanan kita masih jauh,” kata Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam peluncuran Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 dan seminar Sharia Economic and Financial Outlook (ShEFO) 2024, Senin (26/2/2024).
Juda menyebut bahwa masalah pertama terdapat di sektor industri syariah. Ia mengatakan bahwa masalah dalam sektor ini terletak pada produksi, ketersediaan, dan kualitas bahan baku halal.
“Kita masih dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan produksi dan ketersediaan produk halal di Indonesia, belum lagi di tingkat global kita mungkin masih jauh dari konteks sebagai penyedia produk halal,” kata Juda.
Juda juga menyebut bahwa masalah kedua terdapat di sektor keuangan syariah. Ia mengatakan bahwa diperlukan inovasi dalam model bisnis keuangan syariah, perluasan basis investor, dan pemanfaatan teknologi digital.
“Mendorong keuangan syariah juga masih menjadi tantangan, inovasi akan terus dilakukan dengan dipayungi Undang-Undang P2SK,” kata Juda. UU P2SK adalah Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.
Selain itu, Juda juga menyebut bahwa tantangan ketiga berasal dari kurangnya literasi ekonomi syariah di masyarakat. Ia mengatakan bahwa literasi keuangan di masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah tersendiri.
“Semua ini merupakan tanggung jawab bersama dan membutuhkan kerja keras, konsistensi, sinergi, dan kolaborasi dari semua pihak,” ujar Juda.
Untuk mengatasi ketiga masalah tersebut, BI telah menyusun 4 program prioritas untuk meningkatkan ekonomi syariah di Indonesia. Program-program tersebut meliputi penguatan industri syariah di sektor makanan-minuman, dan fesyen muslim; akselerasi keuangan sosial dan komersial syariah; optimalisasi digitalisasi keuangan syariah; dan peningkatan literasi serta perluasan jangkauan edukasi ekonomi syariah.
“Kami mengajak seluruh pelaku ekonomi syariah untuk terus memperkuat pondasi ekonomi syariah,” kata Juda.