Jakarta, CNBC Indonesia – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan pertumbuhan pembiayaan syariah di sektor riil tumbuh double digit pada tahun 2023. BI mencatat pertumbuhan pembiayaan sektor syariah di sektor riil itu mencapai 15,8% pada tahun 2023.
“Peran perbankan syariah dalam pembiayaan ekonomi terus meningkat, di tahun 2023 pertumbuhan pembiayaan syariah pada sektor riil tumbuh 15,8%,” kata Juda dalam acara peluncuran Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 dan seminar Sharia Economic and Financial Outlook (ShEFO) 2024, Senin (26/2/2024).
Juda mengatakan pencapaian tersebut bahkan melampaui pertumbuhan dari kredit dan pembiayaan sektor riil secara keseluruhan yang berkisar di angka 10,5%.
Menurut Juda, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia tidak hanya terjadi di sektor pembiayaan, namun juga sektor keuangan sosial seperti zakat, infaq dan sedekah. Dia mengatakan sektor keuangan sosial itu tumbuh positif tahun lalu.
“Bahkan inovasi yang kita lakukan dalam pengembangan instrumen keuangan syariah seperti cash wakaf, link sukuk itu sudah diakui internasional sebagai inovasi yang mempunyai dampak positif terhadap ekonomi Islam,” kata Juda.
Meski mencapai perkembangan yang signifikan, Juda menuturkan kondisi ekonomi syariah di Indonesia bukan berarti tanpa tantangan. Dia mengatakan ekonomi syariah RI masih dihadapkan pada tantangan berupa keterbatasan produksi dan ketersediaan produk halal.
Upaya mendorong keuangan syariah, kata dia, juga masih menghadapi sejumlah masalah. Di antaranya mengenai literasi ekonomi syariah di tengah masyarakat. Dia mengatakan semua tantangan itu menjadi pekerjaan rumah tersendiri dari BI dan pemerintah untuk mewujudkan mimpi Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah di dunia.
“Ini semua tanggung jawab kita bersama dan butuh kerja keras, serta konsistensi, membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari semua pihak,” ujar dia.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Ini Jurus OJK Kembangkan Keuangan Syariah
(haa/haa)