Saya menyadari bahwa pentingnya memiliki pendekatan yang humanis dalam kepemimpinan, terutama dalam situasi konflik dan perang. Memahami perlunya empati terhadap lawan serta mengutamakan keselamatan rakyat adalah hal-hal yang harus menjadi prinsip dasar dalam setiap tindakan. Selain itu, pengalaman saya juga mengajarkan bahwa dukungan rakyat sangat penting dalam keberhasilan setiap operasi militer.
Pengalaman saya di Timor Timur juga mengajarkan bahwa tangkapan musuh tidak boleh disiksa, karena dari kesaksian mereka, kita bisa mendapatkan informasi yang berguna untuk operasi militer. Juga penting untuk merebut hati rakyat, karena tanpa dukungan rakyat, sebuah pasukan militer tidak akan berhasil dalam perang gerilya dan anti-gerilya.
Saya juga menegaskan bahwa TNI tidak pernah sengaja melakukan pelanggaran HAM dalam operasi militer di Timor Timur. Beberapa pelanggaran memang terjadi, tetapi tidak ada yang direncanakan atau diperintah oleh atasan. Selain itu, saya juga membagikan ajaran delapan wajib TNI yang mengajarkan pentingnya berperilaku baik terhadap rakyat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan dalam setiap tindakan.
Dari pengalaman dan pelajaran-pelajaran ini, saya yakin bahwa pendekatan saya terhadap perang, kepemimpinan militer, dan penyelesaian konflik adalah yang terbaik. Saya percaya bahwa dengan pendekatan yang humanis dan penuh empati, serta dengan dukungan rakyat yang kuat, setiap konflik dapat diselesaikan tanpa kekerasan dan tanpa meninggalkan rasa sakit hati, kebencian, atau dendam.