Dalam Islam, gempa bumi dan fenomena alam lainnya dianggap sebagai ujian dari Allah. Umat Islam diyakinkan untuk merenungkan kebesaran dan kekuasaan-Nya, serta mengambil pelajaran dari setiap peristiwa alam sebagai tanda kebesaran penciptaan Allah. Selain itu, kejadian alam tersebut juga dijadikan sebagai pengingat akan keterbatasan dan ketergantungan manusia terhadap kehendak Allah. Oleh karena itu, umat Islam diajarkan untuk selalu bersyukur, bertobat, dan memperbaiki diri dalam menghadapi segala cobaan dan ujian kehidupan, termasuk gempa bumi.
Gempa bumi adalah bencana alam yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan telah terjadi sejak zaman nabi terdahulu. Dalam surah Al A’raf ayat 91, Allah SWT berfirman, “Maka, gempa (dahsyat) menimpa mereka sehingga mereka menjadi (mayat-mayat yang) bergelimpangan di dalam (reruntuhan) tempat tinggal mereka.”
Menurut penjelasan yang mendalam dari Tafsir Ibnu Katsir yang dikemukakan oleh M. Abdul Ghoffar, ayat tersebut merinci detail gempa dahsyat yang melanda kaum Nabi Syu’aib AS. Penggambaran kejadian ini dengan penuh rinci ditemukan dalam ayat 94 surah Hud, yang secara lugas menggambarkan ketegangan dan kebesaran peristiwa tersebut: “Ketika keputusan Kami (untuk menghancurkan mereka) datang, Kami selamatkan Syuʻaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Adapun orang-orang yang zalim, mereka dibinasakan oleh suara yang menggelegar sehingga mati bergelimpangan di rumah-rumah mereka.”
Dalam lembaran sejarah yang agung, bukan hanya kaum Nabi Syu’aib AS yang merasakan getaran dahsyat bumi, tetapi juga kaum Nabi Musa AS yang menyaksikan ketidak dugaan alam. Kisah ini terabadikan dengan indah dalam surah Al A’raf ayat 155-156 yang menguatkan ikatan kita dengan Sang Pencipta.
Doa Gempa Bumi Sesuai Sunnah
Imam an-Nawawi, dalam karyanya Al-Adzkar yang diterjemahkan oleh Ulin Nuha, mengisahkan hadits yang bersanad shahih dari kitab-kitab Sunan Abu Dawud, Sunan an-Nasa’i, dan Sunan Ibnu Majah. Riwayat ini berasal dari Ibnu Umar RA, yang merinci bahwa Nabi Muhammad SAW membacakan doa berikut:
“Allaahumma innii as-alukal ‘aafiyah fid dunya wal aakhirah, allaahumma innii as-alukal ‘afwa wal’aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii, allaahummastur ‘auraatii wa aamin rau’aatii, allaahummah fadhnii min baini yadayya wa min khalfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaali wa min fauqii wa a’udzu bi ‘adhamatika an ughtala tahtii.”
Doa Nabi Musa saat Kaumnya Tertimpa Gempa Bumi
Disebutkan dalam buku Kitab Induk Doa & Dzikir Terlengkap karya Nasrullah dan Tim Shahih, Nabi Musa AS pernah memanjatkan doa ketika kaumnya tertimpa gempa bumi. Doa Nabi Musa AS ketika gempa bumi ini terdapat dalam Al-Qur’an surah Al A’raf ayat 155-156. Ayo untuk membaca doa ini menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari rangkaian dzikir pagi dan petang. Dalam riwayat tersebut, disampaikan bahwa Rasulullah SAW konsisten tidak pernah meninggalkan doa ini saat pagi dan sore. Doa ini menggambarkan keteladanan Rasulullah dalam menjaga hubungan dengan Allah SWT, mengajarkan umatnya untuk selalu berserah diri dan berdoa setiap waktu. Bisa juga membaca doa gempa bumi sebagaimana termuat dalam buku Kumpulan Do’a dari Al-Quran dan As-Sunnah yang Shahih karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas sebagai berikut, “إنّاَ للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجِرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْه” Artinya: ‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah mereka pahala dalam musibah mereka dan gantilah dengan yang lebih baik.’